Debat Perdana, Tensi Tinggi soal Meritokrasi, Cabup Bandung Barat Jeje Govinda ‘Tidak Nyambung’

Sedang Trending 14 jam yang lalu

SekitarKita.idPada Selasa (29/10), debat publik putaran pertama untuk calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bandung Barat (KBB) digelar di Hotel Novena, Lembang.

Lima pasangan calon (paslon) nan maju dalam Pilkada KBB saling beradu visi, misi, dan program kerja mereka.

Debat ini mengusung tema “Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Bandung Barat melalui Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul serta Sumber Daya Alam (SDA) nan Lestari dan Bermanfaat.”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sesi Tanya Jawab dengan Tensi Tinggi

Pada sesi ketiga debat alias sesi tanya jawab, tensi perdebatan mulai meningkat. Pertanyaan tajam dilontarkan calon Wakil Bupati nomor urut 1, Gilang Dirga, nan dikenal sebagai artis dan komedian.

Gilang bertanya kepada calon Bupati nomor urut 2, Jeje Ritchie Ismail, mengenai pandangan mengenai meritokrasi—konsep di mana kedudukan alias posisi kepemimpinan didasarkan pada keahlian dan prestasi, bukan kekayaan alias kelas sosial.

Tanggapan Calon Nomor Urut 2 tentang SDM di Bandung Barat

Menanggapi pertanyaan tersebut, Jeje menyampaikan pandangannya tentang SDM di Kabupaten Bandung Barat nan menurutnya perlu ditingkatkan.

Ia menyebut, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) KBB saat ini tetap di bawah rata-rata nasional dan Jawa Barat, nan dinilai sebagai akibat dari kemunduran di beberapa sektor, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, serta pemberantasan kemiskinan.

“Di sektor pendidikan, rata-rata anak sekolah hanya sampai kelas 2 SMP namun bukan lantaran mereka malas, tapi lantaran daya nan dikeluarkan untuk berangkat dan pulang sekolah lebih melelahkan daripada proses belajarnya,” kata Jeje.

“Sektor kesehatan pun, jika nan separuh sakit bakal menjadi sakit sekali, nan sakit parah bisa tak tertolong lantaran jarak dan prasarana di KBB jelek sekali,” sambungnya.

Jeje menjelaskan bahwa masalah di sektor pendidikan tampak dari banyaknya anak nan hanya menempuh pendidikan hingga kelas 2 SMP.

Hal ini, menurutnya, bukan lantaran mereka malas, tetapi disebabkan tantangan perjalanan ke sekolah nan melelahkan.

Sementara itu, di sektor kesehatan, akses nan terbatas sering kali membikin penderita penyakit ringan menjadi semakin parah.

Sanggahan dari Paslon Lainnya

Calon Bupati nomor urut 3, Hengky Kurniawan, menyanggah jawaban dari Jeje. Menurut Hengky, jawaban tersebut tidak relevan namalain tidak nyambung dengan pertanyaan nan berangkaian dengan meritokrasi.

“Terkait pertanyaan nomor 1, tentu jawaban nomor 2 tidak nyambung ya, jadi nan ditanyakan adalah soal merid sistem. Jadi kita berupaya menempatkan orang ahli sesuai disiplin ilmunya sehingga birokrasi melayani dengan baik,” kata Hengky.

Ia menegaskan pentingnya menempatkan perseorangan sesuai dengan skill masing-masing untuk meningkatkan kualitas pelayanan birokrasi.

Pasangan Hengky, Ade Sudrajat, menambahkan bahwa meritokrasi kudu dijalankan dengan optimal di KBB, dengan menempatkan perseorangan nan tepat berasas usia, pengalaman, dan prestasi.

“Saya setuju bahwa meritokrasi di KBB kudu dijalankan dengan sebaik-baiknya,” kata Ade.

Calon Bupati nomor urut 4, Edi Rusyandi, juga mendukung penerapan sistem meritokrasi dalam pemerintahan KBB.

“Dalam perihal membangun SDM kedepan, dalam lingkup pemerintahan KBB kudu mengutamakan sistem meritokrasi,” ujar Edi.

Menurutnya, posisi kedudukan kudu didasarkan pada kompetensi dan kemampuan, bukan pada kedekatan alias hubungan pribadi.

“Menempatkan seseorang pada tempatnya sesuai kompetensinya, bukan lantaran dia dekat dengan pejabat tersbut, bukan lantaran dia mempunyai hubungan tertentu dengan pimpinannya tapi atas dasar kompetensi keahlian dan integritas dari SDM bisa distibusikan dan ditempatkan sesuai bidang-bidangnya,” jelas Edi.

Pasangan nomor urut 5, Sundaya dan Asep Ilyas, turut menegaskan pentingnya meritokrasi sebagai bagian dari manajemen aparatur nan objektif, memastikan pegawai ditempatkan sesuai dengan kualifikasi dan kinerjanya.

“Saya tanggapi pertanyaan nomer urut paslon 01, Jawaban nomer urut 02 (Jeje-Ismail) kurang tepat, artinya saya setuju jawaban nomer urut 03 dan 04, kebetulan wakil saya mantan BKPSDM,” jelasnya.

Pasangan Sundaya, Asep Ismail mengatakan, berbincang meritokrasi ialah SDM aparatur sipil negara didalamnya, tentunya kaitan dalam penempatan aparatur sebagai pelayanan masyarakat kudu betul-betul obyekktif berasas kopetensi dan kinerja.

“Banyak perihal nan terjadi dalam perihal ini reposisi promosi dan mutasi banyak nan tidak obyektif, oleh karena itu kedepan jika paslon 5 perihal nan paling krusial untuk pelayanan masyarakat itu adalah aparatur,” jelas Asep Ismail.

“Otomatis kembali pada sistem itu agar pelayanan lebih optimal, dalam perihal ini seusai visi misi unggulan program paslon 05 ialah peningkatan kwalitas SDM,” sambungnya.

Source link

Sumber sekitarkita.id politik
sekitarkita.id politik