Data BTN: Harga Rumah di Bali Melesat 11-41 Persen Usai Covid

Sedang Trending 2 bulan yang lalu

Denpasar, CNN Indonesia --

Harga rumah di Bali kian mahal beberapa tahun belakangan ini.

DRM Business Wilayah 3 BTN Carly Tambunan menyebut besaran kenaikan nilai rumah berbeda-beda untuk setiap wilayah.

Ambil contoh di wilayah Badung. Harga rumah KPR BTN di wilayah tersebut pada 2022 lampau rata-ratanya tetap di kisaran Rp506 juta. Tapi pada 2023 dan 2024, nilai rumah tersebut melesat berturut-turut 26,09 persen dan 41,07 persen menjadi Rp638 juta lampau Rp900 juta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Denpasar pada periode nan sama, nilai juga merangkak naik 11,6 persen dan 30,56 persen dari Rp592 juta, ke Rp661 juta dan lanjut lagi ke Rp863 juta. Lalu di Klungkung nilai naik 56,50 persen dan 16, 61 persen  dari Rp200 juta ke Rp313 juta lampau menjadi Rp365 juta.

Sementara itu di wilayah Tabanan, nilai naik 11,08 persen dan 19,39 persen dari Rp325 juta ke Rp361 juta lampau ke Rp431 juta.

"Naiknya kisaran 11-41 persen secara year on year," katanya dalam Journalist Convocation berjudul 'Harga Properti Selangit, Memang Boleh Semahal Itu?' nan digelar di Denpasar, Bali akhir pekan ini.

Kendati demikian, lonjakan nilai rumah itu tak menyurutkan minat masyarakat membeli rumah di Bali. Paling tidak, minat itu bisa dilihat dari tren pengajuan KPR BTN selama periode tersebut.

Carly mengatakan berasas info nan dimilikinya KPR komersial BTN pada 2021 melesat 39,92 persen menjadi Rp135,69 miliar dan trennya terus menanjak hingga 2023 mencapai Rp227,57 miliar alias naik 24,12 persen.

Kemudian, per kuartal I 2024, penyaluran KPR BTN tercatat Rp 61,56 miliar.

"Padahal saat pandemi 2020, trennya sempat ambruk 68 persen dari nan pada 2019 tetap Rp310 miliar menjadi Rp96,9 miliar," katanya.

Pengamat Properti dari Brighton Garry Sugiarto Dharma B memberikan catatan nan lebih mencengangkan soal kenaikan nilai rumah di Bali.

Menurutnya, saat ini sudah susah mencari rumah berbobot Rp600 juta-Rp700 juta di Bali. Data nan dimilikinya, rata-rata nilai termurah rumah di Bali saat ini adalah Rp900 juta.


Harga itu pun katanya, jarang.

"Di Denpasar Selatan, nan tanahnya 102 meter, gedung 120 meter itu sudah Rp2,9 miliar. Sementara itu nan tanahnya standar 70 meter luas gedung 80 meter harganya Rp1,8 miliar," katanya.

"Makanya pas ada nan lepas Rp600 juta nan telpon langsung 20-30 orang, lantaran barangnya sedikit," tambahnya.

[Gambas:Video CNN]

Kian menguntungkan

Ia menambahkan lonjakan nilai rumah di Bali itu dipicu beberapa faktor. Salah satunya; pandemi covid.

Ia mengatakan pandemi telah mengubah pola kerja orang dari nan awalnya di instansi menjadi bisa dikerjakan dari mana saja. Nah, lantaran perubahan pola kerja ini, Bali sebagai salah satu tempat pariwisata unggulan nan menawarkan kenyamanan dan ketenangan sangat diuntungkan.

Pasalnya, setelah pandemi banyak orang kemudian memilih kerja dari Bali. Imbasnya, banyak pekerja nan kemudian menyewa dan apalagi membeli rumah di Bali.

Hal inilah nan kemudian dimanfaatkan orang berharta| dan pekerja. Mereka membeli dan kemudian menyewakannya dengan angan memperoleh cuan tinggi.

"Karena luar biasa, nilai rumah Rp800 juta, sewanya bisa Rp40 juta, 4-6 persen imbal hasilnya per tahun, jika vila bisa 8-12 persen. Itu menguntungkan dari pada investasi di instrumen lain. Di sini dia bisa sewakan dapat untung 5 persen, plus kenaikan nilai jual, itu menguntungkan," katanya.

(agt/agt)

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com