Liputan6.com, Jakarta - Batam menjadi kota terkini nan menjadi letak pengembangan bakat-bakat lokal di mana Apple Developer Academy sudah berdiri sejak 2020 lalu.
Berlokasi di Nongsa Digital Park, akademi ini dibentuk dengan kerjasama Infinite Learning dalam pengembangan kursus kejuruan relevan dengan aktivitas Infinite Studios.
Berbeda dari Apple Developer Academy di Jakarta dan Surabaya, akademi di Batam ini mempunyai beragam siswa dari penjuru kota di Indonesia. Salah satu siswa paling jauh adalah dari Palu.
Karena berisikan siswa-siswa dari luar kota Batam, pihak akademi Apple ini juga memberikan tempat bagi mereka untuk tinggal dan letak belajar bersama.
Dikelilingi oleh industri kreatif, wajar jika banyak proyek akhir para siswa Apple Developer Academy di Batam ini lebih condong ke game dan hiburan.
Tim Liputan6.com pun berkesempatan berjamu ke akademi dan berbincang secara langsung kepada para siswa, berikut adalah beberapa aplikasi tersebut.
1. Esc-App
Bagi fans horor, konsep aplikasi Esc-App besutan Fatma Yamasita dan kawan-kawan ini terbilang cukup unik dan berpotensi mencuri perhatian.
Berawal dari semakin populernya movie bergenre horor, Fatma dkk membikin konsep escape room berasas movie "Losmen Melati" nan diproduksi oleh Infinite Studios.
"Mengandalkan aplikasi iOS nan memanfaatkan teknologi Apple Frameworks dan Internet of Things (IoT), pemain dapat merasakan pengalaman interaktif dan imersif mengenai langsung dengan alur cerita tersebut," papar Fatma.
Esc-App Dipadukan dengan Teknologi IoT
Dia juga menjelaskan, perincian pengalaman bermain di Escape Room dengan Esc-App ini bakal diawali ketika pemain memasuki ruangan dengan suasana dirancang agar terasa hidup.
"Nanti bakal ada kitab terbuka alias jatuh secara otomatis, telepon tua berdering tiba-tiba, sampai hubungan melalui iPhone pemain nan ikut bergetar dan memberikan petunjukk," ucapnya.
Teknologi IoT memainkan peran kunci dalam menciptakan pengalaman ini. "Berbagai sensor digunakan untuk menghadirkan komponen interaktif, dan ruangan ini juga dilengkapi dengan mesin kontrol otomatis mengatur elemen-elemen mekanis di dalam ruangan."
Setiap tindakan pemain dipantau secara real-time melalui aplikasi Escape Manager. Selain itu, aplikasi ini juga memungkinkan pengelola permainan mengawasi jalannya permainan, memantau aktivitas pemain, serta mengakses CCTV secara langsung.
Fatma mengatakan, "Escape Manager dirancang untuk memastikan pengalaman pemain melangkah lancar dari awal hingga akhir."
Keunggulan dari Escape Room ini adalah sifatnya nan modular. Hal ini memungkinkan developer untuk mengubah alur cerita, puzzle, dan sistem permainan sesuai kebutuhan.
Misalnya, penggunaan AR, pengenalan suara, serta teknologi IoT dapat diperluas alias dimodifikasi untuk menghadirkan cerita dari film-film lain.
2. Pastale
Proyek akhir menarik lainnya adalah Pastale. Berbeda dari game pada umumnya, Pastale bakal memaksa pemain untuk bekerja-sama dan bekerja sama untuk menyelesaikan.
Game kolaboratif berbasis kerja sama ini lahir dari semangat kebersamaan dan pengalaman unik tim pengembangnya.
"Awalnya kami canggung dan canggung saat berbagi ide," ujar Alaika Amrina Rosyada, Designer and Artist Pastale, saat berbincang dengan tim Liputan6.com.
Untuk mempererat ikatan, mereka memutuskan untuk bermain game berbareng di luar jam kerja, dan akhirnya menjadi inspirasi dibuatnya Pastale.
Berbeda dari game kompetitif mengadu pemain satu sama lain, Pastale mengedepankan semangat kolaborasi. Pemain tidak hanya bermain bersama, tetapi juga berbagi kemenangan, kekalahan, dan tantangan.
Dengan latar bumi kapur nan memikat dan karakter Chalk serta Eraser nan penuh cerita, game ini mengajarkan makna kerja sama dalam setiap langkahnya.
Player Harus Kerja Sama
Karena mengandalkan kerja sama, maka pemain kudu berbagi peran dan tugas di dalam game. Contohnya, satu pemain memegang jimat berfaedah untuk lampu penerang, sementara lainnya membantu melewati ringantan.
"Jika satu gagal, semuanya gagal. Karena itu, komunikasi antar pemain sangat krusial ketika bermain," jelasnya.
Alaika dkk menjelaskan, jenis pertama Pastale sudah meluncur di App Store sejak Oktober dan telah di pembaruan ke jenis kedua dengan beberapa perbaikan.
"Selanjutnya kita mau menambah bumi dan level baru, dan sudah menjajaki sistem monetasi tapi tetap belum dalam waktu dekat ini," pungkasnya.
3. Unsummon
Apa jadinya jika hantu ikoni Indonesia, Pocong, menjadi karakter utama dalam game seram menggabungan unsur kolaborasi, teknologi Apple, dan komponen budaya lokal? Jawabnya adalah UnSummon.
Berbeda dari game seram pada umumnya, game buatan siswa Apple Developer Academy ini menggabungkan komponen game seram bertema lokal, kerja sama tim, dan penggunaan Apple Frameworks, seperti CoreMotion dan Speech Framework.
Bima Anggoro, Project Manager & Game Artist UnSummon menjelaskan, game ini bercerita tentang seorang "karyawan" dari bumi hantu nan terancam PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).
Alasannya? Ia kandas memenuhi sasaran makan 100 manusia dalam setahun. Sebagai upaya terakhir, dia pergi ke Desa Sukmadaya, desa nan dikenal sebagai pusat praktik pesugihan.
Di desa ini, Pocong menemukan satu family baru saja pindah. Malangnya, pada malam pertama, orang tua dari family tersebut dibunuh.
"Kini, empat anak dari family tersebut kudu memperkuat hidup dan mengusir Pocong kembali ke bumi hantu dengan menyalakan lilin-lilin nan tersebar di rumah. Dari sinilah, petualangan pemain dimulai."
Game ini menduukng 3 hingga 5 player dengan dua peran berbeda, satu orang menjadi Pocong, dan empat lainnya sebagai anak-anak.
"Si Pocong bekerja mengejar dan menangkap pemain, sedangkan anak-anak bekerja menyalaan lilin tersebar di rumah untuk mengusir Pocong," paparnya.