Cuaca Panas Dongkrak Penjualan AC di RI

Sedang Trending 4 bulan yang lalu

CNN Indonesia

Sabtu, 04 Mei 2024 13:37 WIB

Asosiasi Praktisi Pendingin dan Tata Udara Indonesia (Apitu) menyebut cuaca panas belakangan ini membikin 20 ribu unit AC terjual dalam sebulan. Asosiasi Praktisi Pendingin dan Tata Udara Indonesia (Apitu) menyebut cuaca panas belakangan ini membikin 20 ribu unit AC terjual dalam sebulan. (: iStockphoto/simpson33).

Jakarta, CNN Indonesia --

Cuaca panas yang telah beberapa minggu melanda area bumi termasuk Asia Tenggara, mendorong konsumsi mesin pendingin ruangan (air conditioner atau AC) nan makin tinggi.

Asosiasi Praktisi Pendingin dan Tata Udara Indonesia (Apitu) memperkirakan sejak cuaca nan sangat panas tahun lalu, rata-rata terjual sedikitnya 20 ribu unit AC di Indonesia dalam sebulan. Itu berarti, dalam setahun 240 ribu unit dengan beragam daya dan kapabilitas ludes.

"Ke depan pastinya bakal terus terjadi lonjakan konsumsi AC. Terbukti saat ini banyak brand produsen AC dari luar negeri berlomba-lomba merebut pasar penjualan AC di Indonesia," kata Ngadiyanto Sekjen Apitu kepada CNN Indonesia di Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada umumnya, mesin pendingin ruangan di Indonesia dijual dalam kapabilitas 0,5 sampai dengan 2 PK (paard kracht alias daya kuda, satuan nan dipakai untuk mengukur daya mesin mendinginkan ruangan). Rata-rata satu unit mesin AC memerlukan 850 watt daya listrik agar dapat berfaedah mendinginkan ruang.

Tingginya nomor pertumbuhan pemakaian AC saat ini menurut Ngadiyanto menunjukkan publik memandang pendingin ruangan sebagai perangkat bantu utama hidup sehari-hari.

"Sekarang sudah jadi kebutuhan pokok. Jaman dulu AC diasosiasikan sebagai peralatan mewah, untuk kalangan tertentu. Sekarang tidak lagi," tambahnya.

Jutaan unit laku

Akibat perubahan suasana dan cuaca ekstrem nan menyebabkan suhu bumi terus naik, Apitu memperkirakan konsumsi AC bakal terus melonjak pada tahun-tahun mendatang.

"Perkiraannya sampai 5 tahun ke depan bisa sampai ada penambahan 1,2 juta unit AC baru di Indonesia. Jutaan memang kebutuhannya," tambahnya.

Konsumsi ini diakui bakal membebani produksi daya nasional, terlebih lantaran baru sebagian mini produk AC di Indonesia bertipe inverter - nan diklaim bisa menghemat daya listrik hingga hanya 30 persen daya pendingin konvensional.

Teknologi inventer menyebabkan nilai AC lebih mahal sekitar dua kali lipat dari AC biasa.

"Pasokan daya listrik ke depan memang kudu disiapkan untuk antisipasi konsumsi mesin pendingin ini. Kalau di negara-negara maju, semua AC sudah menggunakan teknologi inverter," kata Ngadiyanto.

Menurut Apitu pemerintah saat ini mewajibkan produsen AC untuk melengkapi produknya dengan label irit daya dengan menyematkan tanda bintang di unitnya. Kewajiban ini diberlakukan untuk mendorong agar makin banyak produsen menghasilkan AC irit listrik lantaran sebagian besar AC buatan Indonesia konsumsi dayanya tetap dianggap terlalu boros.

Sementara itu kalangan pegiat lingkungan mengkhawatirkan melonjaknya konsumsi AC bakal berujung pada konsumsi batubara nan makin besar. Batu bara adalah bahan baku utama produksi listrik Indonesia saat ini, meski dianggap sebagai daya kotor dan penyebab terjadinya krisis iklim. Produksi listrik dari daya terbarukan baru mencapai 14 persen dari seluruh kebutuhan daya nasional.

[Gambas:Video CNN]

(dsf)

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com