CEO CrowdStrike Soal Jutaan Komputer Alami Layar Biru: Bukan Serangan Siber

Sedang Trending 5 bulan yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - CEO sekaligus Pendiri CrowdStrike George Kurtz meminta maaf atas gangguan nan membikin jutaan perangkat Windows Microsoft mengalami layar biru.

Imbas perihal ini, beragam bagian upaya seperti penerbangan, maskapai, perbankan, ritel, hingga rumah sakit mengalami gangguan jasa masif di seluruh dunia.

Kurtz dalam pernyataan nan dikutip dari blog CrowdStrike, Sabtu (20/7/2024) mengatakan, seluruh timnya memahami sungguh seriusnya akibat dari global outage alias gangguan ini.

"Kami dengan sigap mengidentifikasi masalah dan menerapkan perbaikan, memungkinkan kami untuk konsentrasi secara teliti pada pemulihan sistem pengguna sebagai prioritas tertinggi kami," katanya.

Ia lebih lanjut menjelaskan jika pemadaman nan terjadi bukan lantaran serangan siber. Menurutnya, pemadaman disebabkan lantaran kecacatan nan ditemukan dalam pembaruan konten Falcon untuk host Windows.

Selain itu, gangguan layar biru namalain blue screen of death (BSOD) ini hanya terjadi pada perangkat berbasis Windows Microsoft. Adapun host Mac dan Linux tak terdampak masalah ini.

WhatsApp umumkan tak bakal beraksi di beberapa sistem. Meliputi jenis Android hingga Windows Phone.

* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Layanan Sudah Berfungsi Normal

Selanjutnya, CrowdStrike bekerja sama dengan pengguna dan mitra nan terdampak memastikan bahwa semua sistem dipulihkan. Dengan begitu, pengguna bisa memberikan jasa kembali.

Saat ini menurut Kurtz, CrowdStrike sudah beraksi normal dan masalah ini tidak memengaruhi sistem Falcon mereka.

"Tidak ada akibat terhadap perlindungan apa pun jika sensor Falcon terpasang. Layanan Falcon Complete dan Falcon OverWatch tidak terganggu," kata dia.

Selain itu, Kurtz juga melampirkan alamat web nan bisa dikunjungi sebagai portal support dari CrowdStrike.

"Kami mengerahkan seluruh tim CrowdStrike untuk membantu Anda (klien) dan tim. Jika Anda mempunyai pertanyaan dan memerlukan support tambahan, minta hubungi perwakilan CrowdStrike alias support teknis Anda," katanya.

Minta Semua Pihak Tetap Waspada

Meski bukan lantaran serangan siber, Kurtz mengingatkan jika gara-gara pemadaman, mungkin pelaku jahat bakal mencoba memanfaatkan peristiwa ini.

"Saya mendorong semua orang untuk tetap waspada dan memastikan bahwa Anda berinteraksi dengan perwakilan resmi CrowdStrike," katanya.

Kurtz juga berkomitmen untuk memberi transparansi penuh tentang masalah nan menyebabkan akibat luar biasa pada jasa umum dan gimana perihal ini bisa terjadi. Pihaknya juga berupaya untuk mencegah perihal serupa terjadi lagi.

Apa Itu CrowdStrike?

Sebelumnya, kegagalan update software nan dikeluarkan oleh perusahaan keamanan siber CrowdStrike menyebabkan pengaruh berantai di sistem teknologi info global, Jumat, kemarin.

Imbasnya, beragam industri mulai dari perbankan, maskapai penerbangan, ritel, hingga rumah sakit mengalami pemadaman dan gangguan layanan.

Rupanya, pusat dari masalah ini adalah vendor keamanan siber yang berbasis di Texas, AS, CrowdStrike. Pada Jumat, 19 Juli kemarin, perusahaan keamanan siber ini mengalami gangguan besar setelah adanya masalah pada pembaruan software mereka.

Lalu, apa sebenarnya CrowdStrike dan kenapa kesalahan pada update software mereka berakibat pada munculnya layar biru pada jutaan komputer berbasis Microsoft Windows?

Mengutip CNBC, Sabtu (20/7/2024), CrowdStrike merupakan vendor keamanan siber nan mengembangkan software untuk membantu perusahaan mendeteksi dan memblokir peretasan.

CrowdStrike dipakai oleh banyak perusahaan di seluruh dunia, termasuk di antaranya perbankan, jasa kesehatan, hingga perusahaan energi.

CrowdStrike dikenal sebagai perusahaan keamanan endpoint karena menggunakan teknologi cloud untuk menerapkan perlindungan siber pada perangkat nan terhubung ke internet.

* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.

Pengunjung bermain catur melawan robot di Robopark Indonesia, Pluit Village Mall, Jakarta, Selasa (25/06/2024). (merdeka.com/Arie Basuki)
Sumber liputan6.com teknologi
liputan6.com teknologi