Bos XL Axiata Bicara Pemenuhan Hak Karyawan Jelang Merger XL-Smartfren

Sedang Trending 2 bulan yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - Merger XL Axiata-Smartfren ditarget selesai pada akhir 2024. Diungkapkan oleh Presiden Direktur sekaligus CEO XL Axiata Dian Siswarini, saat ini proses due diligence antara dua perusahaan memasuki tahap akhir.

"Jadi proses due diligence-nya sudah memasuki tahap akhir, diharapkan kita bisa memasuki proses selanjutnya," kata Dian Siswarini belum lama ini dalam aktivitas Media Gathering XL Axiata di Yogyakarta.

Menurut Dian, tahap selanjutnya dari proses due dilligence adalah adanya persetujuan dari lembaga pemerintah.

Kedua belah pihak mengharapkan agar proses persetujuan dari Kementerian Komunikasi dan Digital --yang sebelumnya berjulukan Kementerian Komunikasi dan Informatika-- serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bisa didapatkan dengan cepat.

Adapun penutupan dari proses merger operator, menurut Dian, ditentukan oleh kedua lembaga di atas.

Terlepas dari itu, sebagai perwakilan manajemen XL Axiata, Dian Siswarini menyebut jika merger terlaksana nantinya, hak-hak tenaga kerja adalah perihal nan perlu dipenuhi.

"Mengenai aspek karyawan, perlunya pemenuhan hak-hak tenaga kerja sesuai dengan patokan dan ketentuan nan berlaku," kata Dian Siswarini dalam pernyataannya.

Tidak hanya itu, untuk menjaga proses merger alias penggabungan dua entitas operator tersebut bisa melangkah dengan lancar, menurut Dian, diperlukan keterlibatan dan upaya mendengarkan aspirasi stakeholder internal dan eksternal.

Baginya, bagian nan satu ini adalah bagian nan selalu berkembang dan sigap berubah

Tantangan Merger dan Spektrum nan Bisa Didapatkan

Ketika ditanya mengenai proses panjang merger mengenai approval dari pemerintah, Dian menyebut dari pengalaman akuisisi XL Axiata terhadap Axis nan terjadi beberapa tahun lalu, proses paling lama adalah menyelesaikan persoalan tentang spektrum gelombang nan dimiliki kedua perusahaan nan bergabung.

"Jadi berapa banyak spektrum nan bisa di-keep dan berapa nan kudu dikembalikan, saya percaya waktu kemarin IOH (merger Indosat Ooredoo dengan Hutchison 3 Indonesia) itu juga kemarin rumor nan terbesar, dari sisi izin dari Menkominfo mengenai spektrum," kata Dian.

Pengaturan tentang spektrum gelombang nan bisa dimiliki perusahaan hasil merger, menurut Dian, jadi aspek terbesar apakah proses ini bisa berjalan.

"Karena jika kita lihat, sinergi terbesar itu kan datang dari spektrum, jika kelak spektrum nan kudu dikembalikannya terlalu banyak itu bakal mengurangi sinergi nan kelak kita dapatkan," Dian menjelaskan.

Konsolidasi Baik untuk Industri Telko

Dian melanjutkan, konsolidasi alias merger dua operator bukan hanya baik bagi kedua perusahaan nan bakal melakukan konsolidasi, tetapi juga bakal membawa industri ke arah nan lebih sehat.

"Kalau di XL, kami selalu mengatakan, kita berbisnis bukan hanya masalah cuan, tetapi kami berbisnis juga untuk memberikan akibat kepada masyarakat sekitar kita, kepada pelanggan, dan negara," katanya.

Dian pun berharap, nantinya jika merger betul-betul terjadi, tagline XL Axiata untuk terus memberikan nan terbaik kepada Indonesia bisa dilanjutkan.

Roket SpaceX Falcon Heavy dengan pesawat antariksa Europa Clipper di dalamnya meluncur dari Kompleks Peluncuran 39A di Pusat Antariksa Kennedy NASA di Cape Canaveral pada 14 Oktober 2024. (CHANDAN KHANNA/AFP)
Sumber liputan6.com teknologi
liputan6.com teknologi