Liputan6.com, Jakarta - Pendiri SpaceX Elon Musk secara resmi telah meluncurkan jasa jaringan internet satelit miliknya, Starlink di Indonesia pada Minggu 19 Mei 2024 bertempat di Puskesmas Pembantu Sumerta Kelod, Kota Denpasar, Bali.
Melalui Starlink, Elon Musk hendak berfokus membawa sejumlah benefit dengan konektivitas internet berkecepatan tinggi ke pulau-pulau terluar. Seperti nan telah diutarakannya, konektivitas internet bisa jadi penyelamat hidup bagi masyarakat di area terluar.
Namun rupanya tak lama, Elon Musk mengumumkan SpaceX bakal meluncurkan antena Starlink Mini berukuran 11,4 x 9,8 inci nan apalagi bisa masuk tas, dalam beberapa bulan ke depan untuk area tertentu.
Perusahaan prasarana digital di Indonesia, Biznet pun menanggapi soal rencana kehadiran Starlinnk Mini tersebut. Senior Manager Marketing Biznet Adrianto Sulistyo, menyebut pihaknya tak mempunyai kekhawatiran nan berlebihan.
"Secara produk dan prasarana kan memang agak berbeda jika dibandingkan dengan satelit. Kami menggelar fiber optic, secara perangkat mungkin ada sedikit perbedaan harga, secara bandwidth juga ada sedikit perbedaan pengalaman dan kualitas. Jadi sebenarnya ini baik untuk masyarakat kita," ujar Adri, sapaan akrabnya usai Grand Launching Biznet Nusantara Cable System-1 (BNCS-1) di Bali, Kamis (20/6/2024).
Dia menilai, langkah tersebut justru bisa menguntungkan masyarakat Indonesia dengan memberikan lebih banyak pilihan dalam mengakses internet.
"Ini menjadi sebuah pilihan untuk masyarakat Indonesia bahwa internet itu sudah tidak menjadi peralatan nan langka, semua bisa terkoneksi," kata Adri.
Peristiwa krusial lainnya juga terjadi di Bali, ialah CEO SpaceX dan juga Starlink Elon Musk meluncurkan jasa internet Starlink di Puskesmas Pendamping I Sumerta Kelod, Denpaasar Timur. Kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Starlink menjadi ka...
* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Saling Melengkapi nan Ada
Adri mengatakan, kehadiran internet berbasis satelit dan internet berbasis kabel fiber optik bisa saling melengkapi. Hal ini lantaran menurut Adri, kemungkinan kabel fiber optik mempunyai keterbatasan mengkoneksikan beberapa area dalam perihal infrastruktur. Apalagi di Indonesia, kata Adri, terdapat pegunungan, sehingga menjadi area nan susah dijangkau prasarana kabel.
"Wilayah-wilayah itu bisa dilayani dengan satelit, itu bisa saling melengkapi, sama-sama kita mau membangun masyarakat indonesia. Jadi kami tidak kekhawatiran, kami konsentrasi memperkecil digital gap di Indonesia," dia menambahkan.
"Dengan adanya beberapa pilihan ini, masyarakat mempunyai opsi tambahan untuk memandang bahwa teknologi internet sudah bukan menjadi peralatan nan langka. Biznet tetap berkomitmen pada misinya untuk memperkecil kesenjangan digital di Indonesia," sambung Adri.
Kemudian, mengenai strategi di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), daya beli masyarakat menjadi aspek utama nan kudu dipertimbangkan. Adri menekankan pentingnya strategi nilai nan masuk akal.
"Kalau kita lihat, di kota besar dan mini daya belinya berbeda. Jadi strateginya dari segi nilai dan perang kata, itu semua kudu reasonable," ucap dia.
Perbedaan Harga Perangkat Starlink dan Biznet
Menurut Adri, komparasi antara Starlink dan Biznet juga terdapat pada perbedaan signifikan dalam nilai perangkat.
"Walau pun mungkin secara perangkat berbeda, secara nilai perangkat nan dibeli pengguna itu tentu berbeda. Kalau Starlink Mini Rp 2,9 juta, sedangkan di Biznet hanya sekitar Rp 900.000 untuk dapat modem FO," terang Adrianto.
"Biznet juga menawarkan sistem sewa modem nan bisa dibayar bulanan, membuatnya lebih terjangkau," sambung dia.
Adri memaparkan, nilai jasa Biznet di kota mini sekitar Rp 175.000 per bulan sehingga menjadikannya pilihan lebih terjangkau bagi masyarakat dengan daya beli nan lebih rendah.
Pendekatan tersebut, kata dia, memungkinkan lebih banyak orang menikmati akses internet berbobot tanpa biaya awal nan besar.
"Dengan adanya beberapa pilihan ini juga menjadikan pilihan tambahan bagi masyarakat untuk bisa lebih memandang lagi bahwa teknologi internet sudah bukan menjadi peralatan nan langka," ucap dia.
"Biznet dan Starlink Mini mempunyai sasaran pasar nan berbeda, namun keduanya berkontribusi dalam memperluas akses internet di Indonesia, terutama di wilayah-wilayah nan susah dijangkau," dia memungkasi.
* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.