BI Tambah Insentif ke Bank Rajin Beri Pinjaman Rp81 Triliun

Sedang Trending 2 bulan yang lalu

Samosir, CNN Indonesia --

Bank Indonesia (BI) segera menambah insentif likuiditas makroprudensial untuk Bank Umum Konvensional (BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS)/ Unit Usaha Syariah (UUS) sebesar Rp81 triliun.

Insentif makroprudensial merupakan insentif nan diberikan oleh bank sentral berupa pelanggaran atas tanggungjawab pemenuhan giro wajib minimum (GWM) dalam rupiah. Insentif ini diperuntukkan kepada bank nan menyalurkan kredit/pembiayaan kepada sektor tertentu.

Adapun sektor prioritas untuk penyaluran angsuran nan dimaksud adalah hilirisasi minerba dan non minerba (pertanian, peternakan, dan perikanan), perumahan (termasuk perumahan rakyat), pariwisata, serta pembiayaan inklusif (UMKM, KUR dan Ultra Mikro/UMi), dan pembiayaan hijau.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan begitu, tambahan insentif likuiditas makroprudensial itu dapat mendukung penyaluran angsuran perbankan.

"Hitungan kami dengan info nan sudah sampai bulan kemarin bakal ada tambahan insentif GWM Rp81 triliun," ucap Direktur Kebijakan Makroprudensial Nugroho Joko Prastowo di Samosir, Sumatera Utara, Minggu (28/4).

Nugroho mengatakan pihaknya sejak Oktober 2023 hingga Mei 2024 telah menyediakan likuiditas makroprudensial sebesar Rp165 triliun. Artinya, dengan tambahan tadi, total insentif ini meningkat menjadi Rp246 triliun.

Ia juga menyebut jika dengan pertumbuhan angsuran nan terus meningkat, pihaknya bakal kembali menambah insentif sebesar Rp34 triliun pada tahun ini.

Dengan begitu, total insentif nan diberikan hingga akhir 2024 menjadi Rp280 triliun.

Nugroho lagi-lagi mengatakan perihal ini dilakukan agar perbankan lebih semangat lagi menyalurkan kredit. Di sisi lain, finansial perbankan juga bisa lebih sehat lantaran banyak menyalurkan pinjaman.

"Kami dugaan kan bank lebih semangat lagi menyalurkan kredit," ujarnya.

Ia menambahkan bawah mulai Juni 2024, likuiditas makroprudensial bakal memperluas cakupan sektor prioritas. Adapun ekspansi itu ialah untuk sektor penunjang hilirisasi, bangunan dan real estate produktif, serta ekonomi kreatif.

Lalu, sektor otomotif, perdagangan Listrik-Gas-Air Bersih (LGA), dan jasa sosial juga termasuk.

Ia pun berkilah menambah sektor otomotif lantaran sektor tersebut mempunyai likuiditas tinggi.

"Kenapa otomotif? Karena otomotif jadi sektor nan mempunyai likuiditas tinggi dan jadi sektor prioritas bagi pemerintah," katanya.

BI sendiri memberikan insentif likuiditas makroprudensial sebesar 4 persen bagi perbankan nan giat memberikan angsuran pada sektor-sektor tertentu di atas. Insentif itu dilakukan melalui pengurangan giro di BI dalam rangka pemenuhan GWM dalam rupiah nan saat ini sebesar 9 persen.

Jika perbankan bisa memberikan angsuran kepada sektor-sektor prioritas tadi secara maksimal, maka bank tersebut mendapat insentif 4 persen. Artinya, bank tersebut hanya perlu memenuhi GWM dalam rupiah di BI sebesar 5 persen saja.

[Gambas:Video CNN]

(mrh/sfr)

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com