Basilika Santo Petrus Kini Tampil dalam Dunia Virtual Berkat AI dari Microsoft

Sedang Trending 2 bulan yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - Vatikan dan Microsoft baru saja mengumumkan peluncuran replika digital dari Basilika Santo Petrus. Proyek ini menggabungkan keahlian AI dengan monumen nan telah berumur ratusan tahun.

Mengutip info dari Euro News, Rabu (13/11/2024), replika 3D dari Basilika Santo Petrus ini dibuat dari 400.000 gambar beresolusi tinggi nan diambil drone, kamera, dan laser sehingga bisa dilihat secara digital dari seluruh dunia.

"Ini betul-betul salah satu proyek paling canggih dan mutakhir nan pernah dilakukan," tutur Presiden Microsoft Brad Smith saat pengumuman proyek ini.

Untuk diketahui, proyek ini diluncurkan menjelang Tahun Yubileum 2025. Ini merupakan tahun suci dengan perkiraan lebih dari 30 juta peziarah bakal melewati Pintu Suci Basilika, jauh lebih banyak dari biasa.

Dijelaskan, replika 3D ini dikembangkan bekerja sama dengan perusahaan pelestarian digital Iconem. Data untuk membikin replika ini disebut mencapai 22 petabyte, setara dengan lima juta DVD.

Paus Fransiskus pun mengapresiasi proyek ini. Ia menyatakan kekagumannya pada keahlian teknologi modern nan membantu penyebaran ketaatan dan pelestarian warisan dunia.

Untuk awal, tautan untuk mengakses Basilika Santo Petrus jenis AI ini memerlukan instansi akun alias sekolah Microsoft. Namun, ada kemungkinan akses ini bakal diperluas untuk pengguna lain.

Di samping itu, Paus Fransiskus juga menyerukan penggunaan AI nan etis. Ia mendesak diperlukan adanya perjanjian internasional untuk mengaturnya, sehingga pemakaiannya tetap sesuai dengan nilai kemanusiaan. 

Microsoft Resmi Setop Paint 3D, Fokus Hadirkan Fitur Canggih Paint Klasik

Di sisi lain, Microsoft resmi menghentikan aplikasi Paint 3D nan pertama kali dirilis berbarengan dengan Windows 10. Walau awalnya diharapkan bisa memudahkan pengguna membikin objek 3D dan proyek AR, aplikasi ini rupanya kurang diminati.

Kini, Microsoft telah menghapus Paint 3D dari Microsoft Store, dan aplikasi ini tak lagi mendapatkan update. Dengan demikian, Microsoft akhirnya mengakhiri penelitian mereka dengan Paint 3D.

Dikutip dari Gizchina, Jumat (8/11/2024), saat diluncurkan, Paint 3D bermaksud untuk membikin kreasi 3D lebih mudah diakses oleh semua orang. Namun, aplikasi ini kandas menarik banyak pengguna.

Kebanyakan orang lebih menyukai Microsoft Paint klasik untuk tugas sederhana, seperti menggambar alias mengedit cepat.

Fitur unik Paint 3D dianggap tidak terlalu praktis bagi pengguna sehari-hari. Akibatnya, aplikasi ini tak menjadi favorit seperti nan diharapkan, meskipun sempat mencuri perhatian.

Fokus Baru: Paint Klasik dengan Teknologi AI

Menanggapi masukan pengguna, Microsoft kini konsentrasi pada pengembangan Paint klasik, apalagi dengan tambahan fitur berkekuatan kepintaran buatan (AI).

Salah satu pembaruan nan paling menarik adalah integrasi AI, termasuk model DALL-E 3 dari OpenAI. Dengan fitur ini, pengguna bisa membikin gambar hanya dengan mengetikkan deskripsi.

Ini membuka kesempatan besar bagi pengguna berkarya tanpa perlu skill kreasi nan rumit, membuat Paint lebih relevan dan serbaguna.

Selain itu, Microsoft berencana menambahkan perangkat AI lainnya, seperti image Creator dan Cocreator, ke dalam Paint. 

Fitur-fitur ini memungkinkan siapa saja untuk membikin dan mengedit gambar dengan mudah, terlepas dari skill kreasi mereka.  

Microsoft Beralih dari 3D ke Fitur Sederhana Berbasis AI

Keputusan Microsoft untuk mengakhiri Paint 3D menunjukkan perubahan konsentrasi dari perangkat kreasi 3D ke aplikasi nan lebih praktis. Microsoft sekarang merekomendasikan aplikasi 3D Viewer bagi nan memerlukan perangkat 3D.

Dengan Paint klasik nan sekarang dilengkapi fitur AI, Microsoft memberikan perangkat imajinatif nan sederhana namun canggih untuk memenuhi kebutuhan era digital.

Fitur-fitur berbasis AI ini memastikan Paint tetap relevan, memudahkan pengguna dalam menciptakan karya digital dengan sigap dan mudah.

Roket SpaceX Falcon Heavy dengan pesawat antariksa Europa Clipper di dalamnya meluncur dari Kompleks Peluncuran 39A di Pusat Antariksa Kennedy NASA di Cape Canaveral pada 14 Oktober 2024. (CHANDAN KHANNA/AFP)
Sumber liputan6.com teknologi
liputan6.com teknologi