Liputan6.com, Jakarta - Industri game seringkali diwarnai dengan beragam stigma, terutama bagi para developer game wanita. Namun, ada banyak wanita berani melawan stigma tersebut dan terus berkarya.
Salah satunya adalah Azizah Assattari, CEO Lentera Nusantara, seorang developer game nan berbagi kisah perjuangannya dalam mengatasi beragam tantangan di industri ini.
"Empati adalah langkah pertama dan terpenting," kata CEO Lentera Nusantara ini. "Ketika kita memandang wanita lain mencoba, dorongan dan support kita sangat berarti."
Membangun Ekosistem Inklusif
Azizah juga berbincang tentang pentingnya menciptakan ekosistem inklusif dan kondusif bagi para pengembang game wanita. Ia percaya, dengan adanya sistem dan prasarana digital nan baik, para wanita dapat lebih terlindungi dari beragam corak stigma dan diskriminasi.
"Dengan adanya sistem dan prasarana digital, stigma tidak bakal terlihat dan tidak bakal terdeteksi," katanya Azizah. "Ini adalah kekuatan dari developer game indie. Sistem ini bakal melindungi kita sampai kita sukses mencapai apa nan kita inginkan."
Menginspirasi Generasi Muda
Selain berjuang melawan stigma, Azizah juga berupaya untuk menginspirasi generasi muda, terutama para gadis, untuk terjun ke bumi game. Ia mau menunjukkan bahwa setiap karya mempunyai tempatnya sendiri dan krusial untuk terus mencoba meskipun menghadapi banyak tantangan.
"Percayalah setiap karya mempunyai tempatnya," kata wanita kelahiran Bandung tersebut. "Dan jika kita tidak mencoba, kita tidak bakal pernah tahu. Berbekal support dan empati, serta sistem nan tepat, para developer game wanita dapat terus berkarya dan mencapai kesuksesan."
* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
4 Studio Game Indonesia Siap Bersinar di Kancah Global Usai Lulus IGA 2024
Industri game di Indonesia terus menunjukkan perkembangan signifikan, dengan munculnya beragam game inovatif menawarkan pengalaman unik bagi para pemainnya.
Salah satu program memainkan peran krusial dalam mendorong produktivitas dan penemuan ini adalah Indie Games Accelerator (IGA) nan digagas oleh Google.
Lewat program ini, raksasa mesin pencari itu mau memberikan platform bagi developer game independen untuk mengasah keahlian dan membawa ide-ide baru ke dalam industri.
Tahun ini ada empat studio game indie nan bakal lulus dari IGA 2024, dan diwisuda di Bangalore, India. Mereka adalah Algorocks, Dream Studio, Lentera Nusantara, dan Own Games.
Game dengan Narasi Mendalam dan Mekanik Unik
Salah satu aspek menonjol dari program ini adalah keahlian para developer untuk menciptakan game dengan narasi mendalam dan mekanik permainan unik.
Marcus Foon, Global Head, Indie Games Accelerator, menyoroti beberapa contoh game nan dihasilkan oleh para peserta program ini.
"Dadoo dari Algorox memadukan mekanik permainan papan dan kartu, sementara Tuyul Mantul Pinball Adventure dari Lentera Nusantara, menghadirkan narasi berakar pada budaya Indonesia," ujar Marcus.
Kedua game ini tidak hanya menawarkan mekanik permainan inovatif tetapi juga menyajikan cerita menarik dan mendalam, dan memperkaya pengalaman bermain.
Mendorong Pengembangan Game nan Berkualitas
Program Indie Games Accelerator juga membantu para developer untuk mengatasi tantangan teknis dan meningkatkan kualitas produk mereka.
Para peserta program ini dibimbing untuk mempunyai keahlian teknis kuat, terlihat dari kualitas prototipe dan game mereka hasilkan.
"Para developer menunjukkan keahlian teknis luar biasa dalam menciptakan game berbobot tinggi dan menarik," tambah Marcus.
Dengan pengarahan nan tepat, para developer ini bisa mengatasi beragam tantangan dalam proses pengembangan game dan menghasilkan produk nan layak bersaing di pasar global.
Program Indie Games Accelerator tidak hanya memberikan kesempatan bagi para developer game untuk mengembangkan keahlian mereka, tetapi juga mendorong mereka untuk berpikir di luar kotak dan membawa perspektif baru ke dalam industri game.
Dengan support dan pengarahan nan tepat, para developer ini bisa menciptakan game nan inovatif dan menarik, nan berpotensi untuk membawa industri game Indonesia ke tingkat nan lebih tinggi.
Olympic Esports Games Pertama Digelar di Arab Saudi 2025
International Olympic Commitee (IOC) akhirnya mengumumkan peluncuran Olympic Esports Games, menandai langkah krusial dalam integrasi esports ke dalam bumi Olimpiade.
Rencananya, Olympic Esports Games ini bakal digelar perdana pada tahun 2025 di negara Arab Saudi sebagai tuan rumah.
“Ini betul-betul era baru bagi IOC,” kata Presiden IOC Thomas Bach, sebagaimana dikutip dari CNET, Jumat (26/7/2024).
Ia menambahkan, “komunitas esports nan terwakili dalam Komisi Esports kami sangat antusias terlibat dalam inisiatif ini.”
Meskipun tetap ada waktu hingga 2025, IOC belum memutuskan letak spesifik dan tanggal penyelenggaraan Olympic Esports Games. Selain itu, daftar game yang bakal dipertandingkan juga belum ditentukan.
Pangeran Abdulaziz bin Turki Al Faisal, Menteri Olahraga dan Presiden Komite Olimpiade dan Paralimpiade Arab Saudi, menekankan pentingnya inisiatif ini.
* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.