Asosiasi Game Indonesia Susun Kurikulum Game untuk Perguruan Tinggi 

Sedang Trending 2 hari yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Game Indonesia (AGI) tengah menggarap kurikulum industri mengenai pengembangan game nan ke depannya bisa diterapkan di perguruan tinggi Indonesia. 

Deputi Pengembangan Talenta Asosiasi Game Indonesia (AGI) Ibnu Raziq mengatakan kurikulum tersebut dirancang untuk dapat menyesuaikan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).

“Kami sedang membikin kurikulum industri sesuai SKKNI, untuk standarisasi game developer di Indonesia, apa saja nan perlu bisa dikuasai dan dipelajari di dalamnya, untuk kelak bisa ditranslasi ke kampus-kampus,” kata Ibnu sebagaimana dikutip dari Antara, Minggu (30/6/2024. 

Ia menilai kurikulum game sangat krusial untuk sumber daya manusia Tanah Air, memandang industri game lokal nan kian hari kian kompetitif–selain permintaan pasar game nan semakin besar.

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2024 tentang Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional juga menjadi dorongan kuat untuk mengembangkan kurikulum tersebut.

“Perencanaan kurikulum mengenai pengembangan game juga terus didukung oleh Kemnaker dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo),” ucap Ibnu.

* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Ditargetkan Rampung 1 Bulan

Ibnu menambahkan, saat penyusunan (kurikulum), pihaknya bekerja-sama dengan dosen-dosen kampus, akademisi, dan pelaku industri juga untuk mensinkronisasi dua belah pihak. 

“Kemnaker dan Kemenkominfo juga mengirimkan tim untuk membantu dan menuntun kami sampai selesai walaupun prosesnya panjang,” ungkap Ibnu.

Kurikulum tersebut ditargetkan rampung setidaknya satu hingga dua tahun ke depan. AGI berambisi kurikulum game dapat mempersiapkan talenta-talenta lokal untuk dapat memenuhi kebutuhan industri gim.

"Kami berharap, nantinya lembaga pendidikan, alias istansi-istansi lainnya, nan mendukung pengembangan talenta, itu juga bisa menormalisasikan, membangun talenta, untuk menjadi game developer," Ibnu menuturkan.

Nilai Pasar Game Terus Tumbuh

Untuk diketahui, industri game merupakan salah satu subsektor ekonomi imajinatif nan mempunyai potensi perkembangan luar biasa.

Lembaga riset IBISWorld pada tahun 2020, mencatat ketika pandemi COVID-19 merebak, pengeluaran masyarakat dunia untuk game mencapai USD 205 miliar alias sekitar Rp 3,4 kuadriliun.

Nilai pasar game dunia tumbuh 12,9 persen menjadi USD 281,77 miliar (sekitar Rp 4,6 kuadriliun) pada 2023 dan diprediksi untuk terus meningkat hingga USD 665,77 miliar (sekitar Rp 10,88 kuadriliun) pada 2030.

Berdasarkan info “Outlook Pariwisata & Ekonomi Kreatif 2021/2022” terbitan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), subsektor aplikasi dan game menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp 31,25 triliun pada 2021.

Aplikasi dan game menjadi subsektor dengan laju pertumbuhan tertinggi kedua (sebesar 9,17 persen), setelah subsektor televisi dan radio (9,48 persen).

Infografis akibat bermain video game berlebihan (Liputan6.com/Abdillah)

* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.

Sumber liputan6.com teknologi
liputan6.com teknologi