Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI) bakal menggelar acara Asia Pasific Satellite International Conference (APSAT 2024). Ini merupakan aktivitas rutin sekaligus wadah bagi stakeholder serta visitor nan mempunyai antusias di industri satelit.
APSAT 2024 merupakan rangkaian konvensi internasional tahunan ke-20 dari ASSI nan bakal membahas aspek seputar satelit. Acara ini diharapkan bisa memberikan wawasan tentang perkembangan teknologi satelit, serta menjaring generasai muda nan mempunyai talenta di bumi luar angkasa.
Untuk tahun ini, tema dari APSAT International Conference adalah 'Synergistic Ecosystem in Value Creation'. APSAT 2024 bakal diadakan pada 4-5 Juni 2024 di Fairmont Hotel, Jakarta.
Mohamad Saiful Hidayat, Ketua Asia Pasific Satellite International Conference (APSAT), menuturkan APSAT 2024 akan mengundang beragam pihak, baik nasional dan internasional nan terlibat dalam pengembangan maupun pengelolaan satelit.
"Acara APSAT 2024 bakal diisi oleh pemain upaya satelit nasional dan regional. Tak hanya itu, di aktivitas ini bakal datang pihak dibalik manufaktur satelit, di mana kita bakal memandang gimana perkembangan teknologi satelit," ujar Saiful saat ditemui di Jakarta, Jumat (31/5/2024).
Tak hanya itu, di aktivitas ini nantinya pengunjung juga bisa berbincang-bincang dengan para pihak dibalik perancangan teknologi satelit.
"Di aktivitas ini juga visitor dapat berbincang dengan manufaktur satelit tentang gimana perkembangan satelit, khususnya teknologi Starlink nan jadi perbincangan banyak khalayak," ucap Saiful.
"APSAT 2024 juga bakal menghadirkan beberapa regulator dan lembaga nan terkait, ialah Kementerian Kominfo (Komunikasi dan Informatika), Kemenko Marves (Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia)," tutur Saiful menambahkan.
Masyarakat ibu kota Nusantara sekarang menikmati internet sigap lewat jasa Starlink! Diperkenalkan oleh SpaceX, perangkat Starlink Flat High Performance Kit telah dipasang di beberapa titik strategis, memungkinkan akses internet berbobot tanpa infr...
* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
APSAT 2024 Gelar Sesi Hackathon
Untuk menarik perhatian generasi muda terutama mereka nan tertarik di bumi teknologi, ASSI juga bakal menggelar sesi Hackathon.
Sebagai informasi, Hackathon merupakan aktivitas yang diikuti oleh programmer maupun developer. Dalam aktivitas itu, mereka bakal membentuk tim untuk membuat suatu solusi berupa software.
Saiful menyebut, sesi Hackathon digelar untuk menyampaikan buahpikiran baru nan dapat memberikan akibat positif bagi Indonesia.
"Hackathon di aktivitas ini bakal menjadi wadah untuk menyampaikan buahpikiran baru, dan disampaikan langsung oleh stakeholder industri satelit di Asia Pasifik," ucap Saiful.
"Diharapkan buahpikiran nan muncul dari sesi Hackathon bakal bisa memberikan akibat bagi bangsa Indonesia," pungkas Saiful.
Starlink Jadi Polemik, Usik ISP dan Penyedia Jaringan Seluler?
Terlepas dari aktivitas itu, kemunculan Starlink di Indonesia banyak menuai polemik di masyarakat, terutama para pengamat nan cemas jasa internet satelit ini bisa mengusik industri internet kabel (fiber optic) dan jasa seluler dalam negeri.
Sekjen Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI), Sigit Jatiputro, mengungkapkan bahwa penggunaan Starlink di wilayah 3T bisa mengurungkan niat perusahaan internet fiber optic dan penyedia jaringan seluler untuk membangun prasarana di wilayah tersebut.
"Takunya jika Starlink terlalu powerful, dampaknya operator seluler dan perusahaan fiber optic tidak jadi membangun prasarana di wilayah itu," ucap Sigit saat ditemui pada Jumat (31/5/2024).
"Hal tersebut menyebabkan APJII, serta ATSI mengeluh karena mereka merasa kalah saing," ujar Sigit menambahkan.
Sigit beranggapan bahwa kedua asosiasi tersebut merasa tidak setara lantaran perusahaan penyedia internet berbasis kabel (fiber optic) dan penyedia jaringan seluler perlu menggelontorkan biaya besar hanya untuk memberikan hubungan internet ke wilayah 3T.
"Mereka kudu membikin BTS di wilayah 3T, nan mana biaya pembangunan tersebut tidak murah, belum lagi beberapa ketentuan lain nan kudu disetujui, sedangkan Starlink tidak memerlukan perihal tersebut," kata Sigit.
Starlink Masuk Karena Urusan Politik?
Tak hanya itu, dia juga mengungkapkan Starlink dapat berpotensi menakut-nakuti sistem keamanan negara. Ia berprasangka jika jasa internet dari Elon Musk ini dapat ditanamkan suatu sensor nan dapat mengintai secara diam-diam.
"Kami cemas di masa depan, Starlink bakal menanamkan sensor unik nan ditanamkan di peralatannya nan berpotensi untuk memantau setiap traffic yang lewat," ujarnya.
Sigit memandang bahwa masuknya Starlink ke Indonesia merupakan keputusan politik, sehingga dia mengingatkan kecanggihan Starlink di masa depan dapat berakibat besar.
"Saya tahu, keputusan Starlink merupakan keputusan politik, cuma, tolong perhatikan apa nan bisa dilakukan Starlink di masa depan, jangan sampai menyesal saja," ujar Sigit.
Infografis 10 Negara Pertama dan 10 Pengguna Terbaru Starlink
* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.