Liputan6.com, Jakarta - Apple Vision Pro sudah meluncur di pasaran sejak 2 Februari 2024 dengan banderol harga USD 3.999 atau sekitar Rp 65 juta. Dua bulan berlalu, minat tentang Apple Vision Pro semakin menurun.
Menurut laporan analis kenamaan Ming-Chi Kuo, angka penjualan Vision Pro tidak sesuai dengan yang diharapkan Apple.
Mengutip laporan Ming-Chi Kuo via The Drum, Jumat (26/4/2024), lambatnya adopsi dalam memperkenalkan teknologi baru kepada umum jadi salah satu alasan kenapa headset Vision Pro ini sepi peminat.
Akan tetapi, ini tidak seraya menjadi pertanda perangkat baru milik Apple tersebut akan "mati". Kuo menulis, perusahaan berencana untuk mengirimkan antara 400,000 dan 450,000 portion Vision Pro.
Angka ini bukanlah jumlah minimum 700,000 portion yang telah diprediksi Apple dalam “konsensus pasar”, dan saat ini Vision Pro belum dirilis di luar AS.
Sejak diluncurkan, berbagai laporan tentang perangkat ini sangat beragam; banyak yang memuji kemampuannya dan lainnya mengeluh bentuk terlalu besar dan berat.
Tak sedikit pula pengguna mengatakan harga Apple Vision Pro tersebut terlalu mahal. "Ada teknologi senilai USD 3.500 di Vision Pro, namun belum bernilai USD 3.500 bagi konsumen massal, setidaknya belum,” kata futuris dan penulis Cathy Hackl.
Mark Gurman dari Bloomberg juag menulis, antusiasme Apple Vision Pro telah mereda secara signifikan. Dia mengatakan, "terjadi penurunan tajam dalam permintaan demo dan penjualan ritel.
Gurman sendiri mengakui, dirinya sendiri sudah tidak lagi menggunakan headset komputer spatial ini sehari-hari. "Kali ini hanya sekali atau dua kali seminggu," katanya.
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.