Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan teknologi di bumi sekarang kudu menghadapi tantangan besar seiring dengan meningkatnya serangan siber nan terjadi. Kini, pelaku kejahatan siber semakin pandai memanfaatkan teknologi terbaru dari OpenAI, ialah ChatGPT.
Berbekal tool AI ChatGPT ini, penjahat siber dapat dengan mudah membikin malware, menyebarkan disinformasi, menghindari deteksi, dan melancarkan serangan spear-phishing kepada sasaran nan lebih spesifik.
OpenAI telah sukses menggagalkan lebih dari 20 operasi kejahatan siber menyalahgunakan ChatGPT.
Aktivitas Pertama Terpantau?
Tanda-tanda awal penggunaan AI ChatGPT untuk kejahatan siber diidentifikasi oleh Proofpoint pada April lalu, dengan kecurigaan program Rhadamanthys TA547, namalain Scully Spider, ditulis menggunakan teknologi AI tersebut.
Bulan lalu, peneliti dari HP Wolf menemukan pelaku kejahatan siber menargetkan pengguna di Prancis dengan menggunakan AI untuk menulis skrip sebagian dari rangkaian serangan multi-langkah. Ini menjadi salah satu contoh gimana teknologi AI dapat digunakan dalam aktivitas berbahaya.
Mengutip Bleeping Computer, Senin (14/10/2024), kasus kejahatan siber memanfaatkan AI pertama kali terjadi adalah 'SweetSpecter' dilakukan oleh hacker berbasis di China.
Berdasarkan laporan Cisco Talos, golongan ini melakukan serangan spear-phishing dengan mengirimkan lampiran ZIP rawan disamarkan sebagai permintaan dukungan.
SweetSpecter menggunakan akun ChatGPT untuk melakukan penelitian skrip dan kajian kerentanan. Untungnya, OpenAI telah memblokir akun-akun tersebut dan berbagi info mengenai dengan mitra keamanan siber.
OpenAI melaporkan, SweetSpecter menargetkan mereka secara langsung, mengirimkan email spear phishing dengan lampiran ZIP rawan nan disamarkan sebagai permintaan support ke alamat email pribadi tenaga kerja OpenAI.
AI: Pedang Bermata Dua
Walaupun teknologi AI seperti ChatGPT dapat mempermudah proses pengembangan malware, ini juga menyoroti sungguh pentingnya pengawasan dan izin dalam penggunaan teknologi generatif. Perusahaan buatan Sam Altman tersebut berkomitmen untuk terus meningkatkan keamanan
OpenAI Rilis Antarmuka ChatGPT Baru Bernama Canvas
Di sisi lain, OpenAI baru saja meluncurkan antarmuka workspace terbaru untuk ChatGPT nan disebut Canvas. Fitur ini bakal segera tersedia untuk pengguna ChatGPT Plus dan Team.
Mengutip Engadget, Sabtu (5/10/2024), pengguna Enterprise dan Edu bakal dapat mengakses Canvas mulai minggu depan.
Canvas adalah ruang antarmuka virtual untuk menulis dan membikin kode proyek nan memungkinkan pengguna berkonsultasi dengan ChatGPT pada bagian tertentu dari suatu proyek.
Terdapat jendela terpisah terbuka di samping ruang obrolan Utama, dan pengguna dapat meletakkan tulisan alias kode pada "kanvas" baru ini.
Mereka juga bisa meng-highlight bagian-bagian tertentu agar bisa lebih konsentrasi dan diedit seperti penyunting naskah alias peninjau kode.
"Canvas dapat dibuka secara manual dengan mengetik 'use canvas' pada prompt. Canvas juga dapat terbuka secara otomatis saat mendeteksi skenario nan dapat membantu," demikian menurut keterangan pada blog resmi OpenAI.
Ada juga beberapa pintasan nan dapat digunakan untuk menulis dan membikin kode proyek. Untuk proyek penulisan, pengguna dapat meminta ChatGPT untuk memberikan saran suntingan.
Mempermudah Pemahaman Kode
Pengguna juga bisa penyesuaian ukuran tulisan alias meminta ChatGPT untuk mengubah level membaca, dari tingkat sekolah pascasarjana hingga taman kanak-kanak. ChatGPT juga dapat menambahkan emoji nan relevan untuk penekanan dan warna.
Para kreator kode bisa meminta ChatGPT meninjau kode mereka dan menambahkan saran sebaris untuk perbaikan. ChatGPT juga dapat menandai pekerjaan Anda dengan log dan komentar untuk membantu dalam debugging dan mempermudah pemahaman kode.
ChatGPT juga bisa memperbaiki bug dan memindahkan kode ke bahasa lain seperti JavaScript, TypeScript, Python, Java, C++ alias PHP dalam mode Canvas.
Fitur Canvas OpenAI menyelaraskan ChatGPT dengan asisten AI lain nan mempunyai ruang kerja terpisah untuk konsentrasi pada area tertentu dari suatu proyek, seperti Artifacts Anthropic dan model AI nan berfokus pada pengkodean Cursor.
250 Juta Orang Pakai ChatGPT Tiap Minggu, Kamu Termasuk?
ChatGPT kembali menjadi pusat perhatian setelah menerima pendanaan sebesar Rp 7,5 triliun dari SoftBank. Kucuran biaya ini semakin mengukuhkan posisi OpenAI sebagai pemimpin dalam industri kepintaran buatan (AI).
Bersamaan dengan pengumuman pendanaan ini, OpenAI juga mengungkap kebenaran menarik mengenai pengguna ChatGPT.
Menurut laporan nan dilansir Engadget, Jumat (4/10/2024), ada 250 juta pengguna aktif ChatGPT setiap minggu, nan memanfaatkan chatbot ini untuk beragam keperluan, mulai dari bekerja hingga belajar.
Jumlah pengguna ini mengalami peningkatan signifikan sejak akhir Agustus, ketika perusahaan bentukan Sam Altman itu melaporkan ChatGPT digunakan oleh 200 juta pengguna setiap munggu.
Berdasarkan arsip internal nan diperoleh The New York Times, pada bulan Juni tercatat ada 350 juta pengguna aktif bulanan nan memanfaatkan beragam tools OpenAI.
Walaun demimkian, laporan tersebut tidak secara rinci menjelaskan berapa banyak dari pengguna ChatGPT ini merupakan pengguna berbayar dibandingkan dengan pengguna jenis gratis.