132.000 Gamers Jadi Target Kejahatan Siber, Game Anak Paling Banyak Diincar

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah gamer nan jadi sasaran kejahatan siber naik sebesar 30 persen dalam enam bulan pertama tahun 2024, diibanding periode nan sama tahun lalu. Peneliti Kaspersky menyebut, lebih dari 132.000 pengguna jadi sasaran pelaku kejahatan siber alias bumi maya.

Mengutip keterangan Kaspersky, Senin (9/9/2024), penjahat siber menyamarkan ancaman jadi video game terkenal nan manarget anak-anak. Sepanjang periode 1 Juli 2023 hingga 30 Juni 2024, terdapat 6,6 juta percobaan serangan.

Dari 18 game nan dipilih untuk penelitian ini, sebagian besar serangan dikaitkan dengan Minecraft, Roblox, dan Among Us. Berdasarkan info Kaspersky, lebih dari 3 juta percobaan serangan dengan kedok Minecraft diluncurkan selama periode 6 bulan tersebut.

Kemungkinan besar, penjahat siber atau bumi maya memilih metode serangan ini berasas ketenaran game di kalangan pemain dan keahlian gamer memakai cheat dan mod.

Hal ini lantaran sebagian besar mod dan cheat didistribusikan di situs web pihak ketiga, jadi penyerang menyamarkan malware dengan berpura-pura sebagai aplikasi ini.

Pakar Kaspersky meyakini, tingkat keberhasilan lebih tinggi pada 2024 disebabkan lantaran makin canggihnya serangan. Selain itu, penjahat siber meluncurkan serangan siber lebih licik, memanfaatkan agenda terkini dan menyusun skema nan kabur, alih-alih memakai serangan nan sudah umum.

Berita video Timnas Indonesia di kejuaraan FIFAe World Cup 2024 game Football Manager, sukses menjadi juara. Ichsan Taufiq dan Manar Hidayat mengharumkan Merah Putih di kancah dunia.

* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Penjahat Siber Aplikasikan AI

Selain itu, penjahat siber juga banyak mengaplikasikan AI untuk otomatisasi dan personalisasi phishing nan lebih menarik bagi gamer muda.

Salah satu penipuan paling umum dalam game adalah tawaran untuk mendapat skin baru untuk karakter pemain. Skin ini meliputi busana alias armor untuk meningkatkan keahlian sang hero.

Kaspersky menemukan contoh penipuan nan memakai gim terkenal Valorant dan YouTuber di bumi Mr.Beast. Dengan memilih blogger ini dan menggunakan fotonya, penipu bermaksud untuk menarik perhatian anak-anak dan membikin mereka terpikat pada penipuan tersebut.

Untuk bisa mendapatkan skin dari Mr. Beast, gamer diminta memasukkan login dan kata sandi untuk akun gim mereka. Kondisi ini memungkinkan kredensial bisa dicuri penipu.

Diiming-imingi Skin hingga Item Game

Selain iming-iming dapat skin, gamer juga ditawari mata duit dalam game, misalnya di game Pokemon Go, para pemain diminta memasukkan nama pengguna akun game. Selanjutnya calon korban diminta ikuti survei untuk membuktikan bahwa mereka bukan bot.

Setelah survei selesai, calon korban diarahkan ke situs web tiruan nan menjanjikan bingkisan alias undian gratis. Para penipu tidak mengincar info pribadi seperti perincian kartu kredit, seluruh proses ini adalah langkah untuk mengarahkan pengguna ke penipuan lain nan lebih rawan dengan kedok langkah verifikasi nan sah.

Pakar Keamanan Kaspersky Vasily M. Kolesnikov, mengatakan "Serangan terhadap anak-anak menjadi vektor umum aktivitas penjahat bumi maya."

Ia menyebut, edukasi tentang keamanan siber pun jadi perihal nan krusial dan solusi tentang keamanan bumi maya menjadi keharusan dalam membangun keselamatan anak-anak di duni maya.

Anak-anak pun perlu diajarkan untuk menumbuhkan pemikiran kritis, perilaku online bertanggung jawab, dan pemahaman tentang akibat keamanan. Jadi mereka bisa lebih memahami keamanan.

Tips Aman untuk Gamers

Berikut adalah tips keamanan siber untuk anak-anak:

  • Orang tua perlu berkomunikasi terbuka dengan anak-anak tentang potensi akibat nan mungkin dihadapi saat ada di ranah online.
  • Bantu anak memilih kata sandi nan unik dan ubah secara berkala
  • Terapkan patokan dasar nan jelas tentang apa nan dapat dan tidak dapat dilakukan ketika online dan jelaskan kenapa perlu diterapkan patokan ini.
  • Edukasi tentang keamanan siber, salah satunya mengembangkan Kaspersky Cybersecurity Alphabet.
  • Orang tua bisa menerapkan aplikasi unik pengasuhan digital
  • Pasang solusi keamanan untuk melindungi anak dari mengunduh file rawan saat main game.

* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.

Pelayan robot melayani pengguna di Robot Cafe, Nairobi, Kenya, Kamis, 29 Agustus 2024. (AP Photo/Brian Inganga)
Sumber liputan6.com teknologi
liputan6.com teknologi