Pertamina Prediksi Konsumsi Pertalite Naik 1 Juta Kilo Liter di 2025

Sedang Trending 3 bulan yang lalu

CNN Indonesia

Rabu, 29 Mei 2024 14:30 WIB

Pertamina memproyeksi konsumsi Pertalite mencapai 32,2 juta kilo liter pada tahun depan berasas perkiraan pertumbuhan ekonomi 2025. Pertamina memproyeksi konsumsi Pertalite mencapai 32,2 juta kilo liter pada tahun depan berasas perkiraan pertumbuhan ekonomi 2025. (Foto: CNN Indonesia/ Adi Ibrahim)

Jakarta, CNN Indonesia --

PT Pertamina Patra Niaga memproyeksi konsumsi Pertalite mencapai 32,1 juta kilo liter (KL) hingga 32,2 juta KL pada tahun depan. Jumlah tersebut naik dibanding proyeksi konsumsi tahun ini sebesar 31,60 juta KL.

Proyeksi tersebut katanya berasas perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen.

"Kedua perkiraan pertumbuhan kendaraan bermotor di nomor 4 sampai 5 persen, di mana pertumbuhan ini sudah memperhitungkan EV (kendaraan listrik) di 2024 dan 2025. Lalu diasumsikan tidak terdapat alias belum dilakukannya konversi minyak tanah ke LPG di Indonesia timur," ungkap Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Selasa (28/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertalite merupakan Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan (JBKP) nan disubsidi pemerintah sehingga kuota dan distribusinya diatur pemerintah.

Sementara itu, konsumsi solar diproyeksi mencapai 18,6 juta KL - 18,7 juta KL dan kerosene alias minyak tanah sebanyak 525 ribu KL sampai 527 ribu KL.

Dalam kesempatan itu, Riva juga meminta DPR untuk mengkaji ulang besaran subsidi solar. Pasalnya, saat ini subsidi nan ditetapkan pemerintah sebesar Rp1.000 per liter.

Menurutnya, nomor tersebut sudah tidak lagi relevan lantaran kompensasi nan ditanggung Pertamina mencapai Rp5.000 per liter.

"Terkait dengan JBT (Jenis Bahan Bakar Tertentu) Solar, kami juga mau menyampaikan dan permohonan support untuk melakukan peninjauan terhadap nomor subsidi, di mana nomor subsidi nan ada dalam formula besarannya adalah Rp1.000, dan minta kiranya bisa mendapat support untuk dapat melakukan kalkulasi ulang lantaran nomor kompensasinya sendiri sudah mencapai Rp5.000 per liternya," kata Riva.

[Gambas:Video CNN]

(fby/pta)

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com