CNN Indonesia
Selasa, 28 Mei 2024 19:30 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mengatakan pihaknya telah memblokir 76 ribu kendaraan lantaran melakukan penyalahgunaan saat mengisi solar subsidi.
Ia mengatakan dari jumlah tersebut, sebanyak 20,8 persen kendaraan tidak sah dengan info Korps Lalu Lintas Kepolisian. Hal itu diketahui melalui Program Subsidi Tepat.
"Kedua, ada pendaftaran nan fotonya terindikasi dilakukan editing dan berikutnya ada penyalahgunaan info termasuk juga ada informasi-informasi mengenai temuan eksternal," katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Selasa (28/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Riva mengatakan melalui program Subsidi Tepat, profil pengguna solar dan pertalite dapat tercatat dengan sistem QR code. Hingga saat ini suda 514 Kabupaten/Kota nan melakukan pendaftaran dan pendataan dengan 3,81 juta pengguna solar nan terdaftar dan 3,66 juta pengguna pertalite.
Dengan program tersebut, Riva mengatakan pertumbuhan permintaan solar dapat ditekan. Adapun realisasi konsumsi subsidi solar pada 2023 mencapai 16,63 juta kilo liter (kl), lebih rendah dari prognosa awal 17,5 juta kl alias kuota 2023.
"Jika dibandingkan dengan kuota 2023, untuk realisasi 2023 program tersebut sukses menekan pencapaian kuota sebesar 0,12 persen," katanya.
Sementara itu, konsumsi solar diproyeksi mencapai 18,6 juta kilo liter (KL) sampai 18,7 juta KL dan kerosene alias minyak tanah sebanyak 525 ribu KL sampai 527 ribu KL.
Proyeksi tersebut katanya berasas perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen.
"Kedua perkiraan pertumbuhan kendaraan bermotor di nomor 4 sampai 5 persen, di mana pertumbuhan ini sudah memperhitungkan EV (kendaraan listrik) di 2024 dan 2025. Lalu diasumsikan tidak terdapat alias belum dilakukannya konversi minyak tanah ke LPG di indonesia timur," ungkap Riva.
[Gambas:Video CNN]
(fby/agt)