Permintaan Sepatu Bata Terus Menurun hingga Tutup Pabrik di Purwakarta

Sedang Trending 4 bulan yang lalu

CNN Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 10:46 WIB

PT Sepatu Bata Tbk tutup pabrik di Purwakarta, Jawa Barat per 30 April 2024. Pabrik sepatu Bata di Purwakarta tutup per 30 April 2024. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Jakarta, CNN Indonesia --

PT Sepatu Bata Tbk mengalami penurunan permintaan dari pelanggan. Hal ini pun membikin perusahaan merugi dalam beberapa tahun terakhir.

Imbasnya, Sepatu Bata pun menutup alias menghentikan operasional pabrik di Purwakarta, Jawa Barat per 30 April 2024.

Corporate Secretary Sepatu Bata Hatta Tutuko menuturkan pihaknya telah melakukan beragam upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri akibat pandemi Covid-19. Di satu sisi, perubahan perilaku konsumen nan begitu sigap juga menjadi tantangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menuturkan perseroan sudah tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta. Sebab, permintaan pengguna terhadap jenis produk nan dibuat di pabrik Purwakarta terus menurun.

"Dengan adanya keputusan ini, maka Perseroan tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta," katanya seperti dikutip dari keterbukaan info Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (3/5).

Kendati, dia tak merinci berapa kerugian nan diderita oleh perusahaan. Hatta hanya mengatakan kapabilitas produksi pabrik jauh melampaui kebutuhan nan bisa diperoleh secara berkepanjangan dari pemasok lokal di Indonesia.

Namun, jika menilik Laporan Tahunan dan Laporan Keberlanjutan 2023 Sepatu Bata, produksi perusahaan memang menurun jika dibandingkan dengan 2021.

Lihat saja, pada 2021, perusahaan memproduksi 1.578.000 juta pasang sepatu/sandal. Sedangkan, pada 2023 perusahaan hanya memproduksi 1.153.000 pasang sepatu/sandal.

Sepatu Bata merupakan merek dasar kaki legendaris di Indonesia. Merek ini sudah masuk ke Tanah Air sejak era Hindia Belanda.

Bisnisnya pun terbilang berkembang pesat. Namun, pandemi covid-19 beberapa tahun lampau nyatanya ikut menghajar upaya sepatu asal Cekoslowakia itu.

Pada 2021, perusahaan menutup sejumlah gerai nan kurang menguntungkan. Itu dilakukan sebagai upaya memperbaiki keahlian perusahaan.

Perusahaan menyebut keahlian penjualan perseroan ambruk 49 persen dari Rp931,27 miliar pada 2019 menjadi Rp459,58 miliar pada 2020. Imbasnya, kerugian perusahaan nan 2019 hanya Rp23,44 miliar melonjak jadi Rp177,76 miliar pada sepanjang 2020.

Dalam paparannya, perseroan menyatakan penurunan keahlian merupakan akibat pandemi covid-19 nan menekan daya beli masyarakat. Masalah tersebut telah membikin pertumbuhan shopping konsumen melambat dari 5,01 persen menjadi 2,84 persen pada kuartal I 2020.

(mrh/mik)

[Gambas:Video CNN]

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com