Otorita Klaim RS di IKN Bisa Pangkas WNI yang Berobat ke Luar Negeri

Sedang Trending 4 bulan yang lalu

Jakarta, CNN Indonesia --

Otorita menyatakan rumah sakit (RS) dan pelayanan kesehatan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara bakal memangkas penduduk Indonesia nan berobat ke luar negeri.

Kedeputian Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat OIKN melaporkan standar dan pedoman pelayanan kesehatan di ibu kota anyar tetap digodok. Ini disebut bakal merujuk pada beleid terkait, di mana visi IKN sebagai 'Kota Dunia untuk Semua'.

Direktur Pelayanan Dasar OIKN Suwito mengatakan pihaknya bakal bekerja sesuai petunjuk tersebut. Oleh lantaran itu, pelayanan kesehatan dan RS di IKN bakal dibuat dengan merujuk kualitas bumi alias global.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sehingga kelak pelayanan pendidikan pun bakal menjadi rujukan dunia, pelayanan kesehatan pun bakal menjadi rujukan dunia. Mengurangi masyarakat Indonesia sekolah dan berobat ke luar negeri," tegas Suwito dalam seminar di Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (7/5).

Suwito mencontohkan salah satu langkah OIKN menggarap RS kualitas bumi di IKN, ialah menghapuskan sistem kelas. Menurutnya, sistem kelas rumit dan memperpanjang proses pelayanan.

Misalnya, ketika seseorang mau dirawat di RS kelas C nan kudu mendapatkan rujukan dari rumah sakit kelas D terlebih dulu. Sama halnya mereka nan mau dirawat di rumah sakit kelas A perlu mengantongi surat rujukan dari RS dengan kelas di bawahnya.

"Sehingga konsep ke depan, RS nan ada (di IKN) dengan kelebihan tertentu nan merupakan rumah sakit paripurna, rujukan terakhir dan tidak perlu adanya rujukan dari (kelas) bawah," jelasnya.

"Jadi, RS Internasional Kementerian Kesehatan, itu adalah rujukan untuk otak dan jantung, umpamanya. Siapapun masalahnya mengenai otak dan jantung langsung bisa dilayani di RS tersebut, tidak kudu dirujuk dari rumah sakit jenis B alias level bawah lainnya," tegas Suwito.

Selain itu, Suwito menyebut OIKN bakal membikin sistem canggih dalam corak telemedicine. Ia menyebut skema ini mirip dengan aplikasi Halodoc nan sudah familiar di masyarakat.

Kehadiran telemedicine nan tengah digodok OIKN diklaim bakal memudahkan pasien lantaran tak perlu datang langsung ke rumah sakit untuk berobat alias berkonsultasi. Jika memang kudu bertemu, Suwito menyebut pasien dapat memilih tempat pelayanan kesehatan mana nan mau dituju dan ke master siapa.

"Sehingga dengan telemedicine tidak hanya pencatatan pelaporan, tapi lebih dari itu untuk memudahkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat nan ada di otorita (IKN)," tandasnya.

Terlepas dari gimana penerapan pelayanan kesehatan kelas bumi di IKN, masalah WNI nan berobat ke luar negeri memang sering dikeluhkan Presiden Joko Widodo. Teranyar, Jokowi mengeluhkan perihal tersebut dalam aktivitas Kementerian Kesehatan.

Jokowi mencatat sejumlah masyarakat lebih memilih berobat ke Malaysia, Singapura, Jepang, Korea, Eropa, dan Amerika. Ia menyebut tindakan ini membikin ratusan triliun rupiah devisa Indonesia raib.

"Kita kehilangan US$11,5 miliar, jika dirupiahkan Rp180 triliun hilang. Karena penduduk kita tidak mau berobat di dalam negeri," kata Jokowi dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional 2024 di ICE BSD, Tangerang, Rabu (24/4).

Ia mengerti akomodasi dan pelayanan kesehatan di Indonesia belum maksimal. Jokowi mencatat 90 persen bahan produksi farmasi tetap impor dan 52 persen perangkat kesehatan nan juga didatangkan dari luar negeri. Oleh lantaran itu, Jokowi mendesak penguatan industri kesehatan di dalam negeri.

"Jadi pasti ada sebabnya kenapa enggak mau berobat di dalam negeri. Ini persoalannya kudu diselesaikan," tandasnya.

[Gambas:Video CNN]

(skt/sfr)

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com