Liputan6.com, Jakarta- Program naturalisasi pemain keturunan Indonesia sukses besar dijalankan oleh PSSI. Prestasi timnas Indonesia meningkat dengan kehadiran pemain berdarah Belanda. Timnas Indonesia sukses melaju ke 16 besar Piala Asia 2024 dan ke semifinal Piala Asia U-23 2024.
Namun kesuksesan tersebut tetap menimbulkan polemik di tanah air. Pendukung timnas Indonesia terbagi menjadi dua kubu. Ada nan mendukung pemain naturalisasi/diaspora, ada nan tidak.
Derasnya proses naturalisasi pemain dikhawatir membikin pemain lokal bakal semakin tersisih. Terlebih sekarang Shin Tae-yong sekarang sudah bisa memakai starter full pemain naturalisasi/diaspora dari kiper sampai striker.
Perdebatan soal naturalisasi dan local pride ini ditanggapi oleh pengamat sepak bola Taufik Jursal Efendi. Menurutnya program naturalisasi diperlukan terutama untuk jangka pendek setidaknya 10 tahun mendatang. Tapi pembinaan pemain usia muda juga kudu tetap melangkah hingga dalam jangka panjang Indonesia bisa mencetak pemain muda berprestasi dan mengurangi naturalisasi.
"Apakah tetap perlu pemain diaspora/naturslisasi? Menurut saya tetap perlu sampai 10 tahun ke depan, sesuai kebutuhan posisi-posisi krusial /sektor lemah di timnas Indonesia. STY pandai memandang itu. Buktinya jantung timnas Indonesia diisi pemain Diaspora," tutur Taufik.
* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Pemain Lokal Masih Bisa Bersaing
Taufik memandang kehadiran pemain Diaspora/naturalisasi saat ini justru turut membantu meningkatkan keahlian pemain lokal. "Buktinya ada Ernando Ari, Rizky Ridho, Jakob Sayuri sampai Marselino tetap mendominasi timnas," sambung laki-laki nan juga CEO PT Jakarta Raya League itu.
"Jadi semacam Garuda Indonesia tetap memerlukan sewa pesawat dari Boeing dan pilotnya putra-putra terbaik Indonesia," lanjut Taufik.
Untuk membikin sepak bola Indonesia makin berprestasi dunia, Taufik memandang juga perlu dikombinasikan dengan perbaikan menyeluruh program pembinaan sehingga dalam jangka panjang bisa mencetak pemain muda berprestasi.
PSSI Harus Fokus Perbaiki Pembinaan Pemain Muda
"Saya percaya ketua umum PSSI saat ini sangat peduli untuk program-program pembinaan, namun klub-klub kudu berbareng dengan regulator kejuaraan merumuskan. Pada posisi saat ini, kita memberikan kesempatan banyak kepada pemain-pemain diaspora alias nan dinaturalisasi untuk memihak timnas Indonesia. Namun, kita juga kudu memperhatikan persiapan pemain-pemain dari Indonesia sendiri melalui jenjang kompetensi," imbuh Taufik.
Untuk membahas perlunya pembinaan pemain usia muda di tengah hadirnya pemain naturalisasi/diaspora ini Taufik rencananya bakal mengumpulkan pemain-pemain muda, pelatih-pelatih usia awal dalam dalam obrolan sepak bola di Jakarta Football Expo 2024 nan berjalan 22 Juni 2024.
* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.