Siswa Berlatih Menulis Huruf Hijaiyah secara Digital dengan Kipin
Dalam era perkembangan teknologi pendidikan (edutech) nan pesat, transformasi ke pembelajaran digital telah menjadi sebuah kebutuhan nan tak terhindarkan untuk sekolah di Indonesia. Namun, tetap terdapat beberapa tantangan besar nan dihadapi oleh para pembimbing dan siswa di Indonesia dalam mengangkat metode pembelajaran ini. Dua masalah utama nan selalu timbul adalah keterbatasan akses internet nan lambat dan mahal, serta kurangnya sumber materi pembelajaran nan rapi dan komplit dalam format digital nan bisa di akses offline tanpa internet.
1. Mengatasi Keterbatasan Akses Internet
Salah satu masalah utama dalam mengangkat pembelajaran digital adalah keterbatasan akses internet nan lambat dan mahal di banyak daerah. Untuk mengatasi perihal ini, ada beberapa langkah nan dapat dilakukan:
– Menggunakan sumber daya offline: Guru dapat memanfaatkan sumber daya offline seperti buku-buku digital alias materi pembelajaran nan tersedia dalam corak file nan dapat diunduh.
– Mengatur agenda pengunduhan: Guru dapat memanfaatkan waktu nan tepat untuk mengunduh materi-materi pembelajaran saat hubungan internet tersedia, sehingga dapat digunakan saat hubungan internet sedang lambat alias tidak tersedia.
2. Mengatasi Kurangnya Materi Pengajaran nan Lengkap dalam Format Digital
Kurangnya materi pengajaran nan komplit dalam format digital juga merupakan masalah nan sering dihadapi oleh para guru. Karena tanpa sumber pembelajaran digital nan komplit pembimbing susah untuk bisa melakukan tugasnya dengan efektif. Untuk mengatasinya, berikut adalah beberapa info edukasi nan dapat dilakukan:
– Berkolaborasi dengan sesama guru: Berbagi sumber daya dan materi pembelajaran dengan guru-guru lain dapat membantu dalam memperoleh materi nan lebih komplit dan bervariasi.
– Membuat sendiri materi digital: Jika tidak ada materi nan sesuai, pembimbing dapat membikin materi digital sendiri menggunakan beragam aplikasi kreator konten alias software pembelajaran.
Jelas masalah-masalah di atas pemecahannya tidak mudah, lantaran membangun jaringan fiber optik bawah laut alias membangun menara ICT untuk kesiapan internet sangat mahal dan memerlukan waktu nan sangat lama. Demikian juga untuk merapikan materi pembelajaran digital ataupun membikin sendiri sama sulitnya, memerlukan biaya, pengetahuan khusus, dan waktu nan sangat lama.
Perlombaan Menuju Pendidikan Digital Membuka Kesenjangan Pendidikan
Solusi dengan KIPIN
Untuk mengatasi kedua masalah di atas dan membuka pintu menuju pendidikan digital nan lebih mudah maka pemerintah dapat melengkapi setiap sekolah dengan server IOT nan bisa berfaedah tanpa internet dan sudah mempunyai komplit sumber pembelajaran digital di dalamnya.
Dikenal sebagai sistem edutech intelijen, KIPIN menyediakan dua solusi pilihan ialah Kipin MAX dan Kipin Classroom, nan disesuaikan dengan kebutuhan masing masing sekolah. Kipin menyediakan konten-konten pembelajaran nan komplit dan tidak memerlukan hubungan internet untuk operasinya. Bila dipasang di sekolah maka pembimbing dapat dengan mudah mengakses puluhan ribu sumber pembelajaran digital nan sudah tersedia tanpa kudu cemas tentang keterbatasan akses internet.
Teknologi eksklusif Kipin membantu menjembatani dua masalah besar diatas untuk pemerintah dan 3,5 juta pembimbing di Indonesia. Selain itu, pemerintah juga bisa menghemat biaya buku, waktu, dan kertas fotokopi mencapai Rp. 1 milyar per tahun per sekolah (Tanoto Foundation survei).
Kipin diakses melalui aplikasi Kipin School, sehingga untuk pemakai gawai digital bakal dimudahkan mengakses materi pembelajaran dimanapun dan kapanpun lewat fitur Download and Go. Dengan adanya KIPIN, para pembimbing bisa mengatasi tantangan transformasi pembelajaran ke digital dengan lebih mudah dan efektif sehingga setiap sekolah dapat memberikan pengalaman pembelajaran nan lebih baik bagi para siswa.
Solusi Digitalisasi Sekolah Tanpa Internet
More Information:
Email : [email protected]
Chat : http://wa.me/6281233601047
Web : http://kipin.id