Menaker Sebut Hanya 50 Persen Pekerja yang Peserta BPJS Aktif

Sedang Trending 4 bulan yang lalu

CNN Indonesia

Senin, 20 Mei 2024 16:32 WIB

Menaker Ida Fauziyah mengatakan hanya 50 persen pekerja di Indonesia nan aktif sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan (BPJS TK) hingga Maret 2024. Menaker Ida Fauziyah mengatakan hanya 50 persen pekerja di Indonesia nan aktif sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan (BPJS TK) hingga Maret 2024. Ilustrasi. (ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA).

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan hanya 50 persen pekerja di Indonesia nan aktif sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan (BPJS TK) hingga Maret 2024. Sedangkan sisanya belum ter-cover alias terdaftar.

"Jumlah peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan berstatus penerima bayaran posisi Maret 2024 sebesar 50,23 persen terhadap jumlah masyarakat bekerja," ujar Ida dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR RI, Senin (20/5).

Artinya, hanya 26,64 juta pekerja nan dicover BPJS TK dari 53,04 juta jumlah masyarakat nan bekerja berstatus buruh/karyawan/pegawai per Februari 2024.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan info nan dipaparkan Ida, secara rinci peserta nan terdaftar Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sebanyak 26,64 juta dan Jaminan Kematian (JKm) sebanyak 26,64 juta orang.

Sedangkan, nan terdaftar dan aktif untuk Jaminan Hari Tua (JHT) hanya 17,75 juta peserta, Jaminan Pensiun (JP) sebanyak 14,45 juta orang, serta Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) hanya 13,65 juta orang.

Menurut Ida, perihal ini dikarenakan semua pekerja penerima upah, baik besar sedang, kecil, mikro hingga bukan penerima bayaran (BPU) wajib ikut program JKm dan JKK.

Sementara, untuk program JHT, JP dan JKP tidak wajib untuk semua pekerja penerima upah. Misalnya JP berkarakter sukarela untuk penerima bayaran mini dan JHT juga berkarakter sukarela bagi penerima bayaran mikro dan BPU.

Kondisi ini juga nan membikin jumlah kepesertaan JP hanya meningkat tipis dari 13,46 juta di Maret 2023 menjadi 13,65 juta per Maret 2024.

"Peningkatan kepesertaan program JHT dan JP tidak signifikan lantaran program JP belum wajib bagi skala upaya mini dan mikro," jelas Ida.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/sfr)

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com