CNN Indonesia
Senin, 13 Mei 2024 17:46 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim impor beras yang dilakukan pemerintah hanya 5 persen dari total kebutuhan dalam negeri nan mencapai 30 juta ton per tahun.
Menurutnya, jumlah impor ini cukup mini di tengah kenaikan nilai beras global. Sebab, dibandingkan negara lain Indonesia mempunyai produksi nan cukup meski kurang memenuhi total kebutuhan nasional.
"Tapi juga tetap kurang. Oleh karena itu sebagian kecil, berapa persen Pak Dirut (Dirut Perum Bulog Bayu Krisnamurthi? Nggak ada 5 persen kita kudu impor," kata Jokowi saat memberikan support pangan di Komplek Laende, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Senin (13/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut Indonesia impor beras dari beberapa negara seperti Thailand, Vietnam, Kamboja, dan Pakistan. Tujuannya untuk bisa memenuhi kebutuhan bagi 280 juta masyarakat dalam negeri.
"Kita impor dari sana lantaran sekarang masyarakat kita ini 280 juta orang dan semuanya mau (makan nasi)," imbuhnya.
Beras impor juga dinilai sebagai persediaan untuk menstabilkan nilai beras nan kerap melonjak. Stoknya, kata Jokowi, disimpan di penyimpanan Perum Bulog.
Ia menjelaskan meski beras impor dibutuhkan untuk menstabilkan harga, tapi tetap dibatasi jumlahnya. Hal ini agar tetap bisa menyerap seluruh hasil panen petani dalam negeri.
"Kita jaga nilai beras itu nggak gampang, jika tinggi masyarakat pasti, ibu-ibu pasti (protes), tapi petani senang, lantaran harganya naik tinggi gitu lho. Tapi jika nilai bisa saja kita tekan, impor banyak biar nilai jadi murah, tapi petani ini rugi gitu lho," pungkasnya.
[Gambas:Video CNN]
(ldy/pta)