Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga beras eceran naik 11,75 persen secara year to year (yoy) tetapi turun 3,59 secara month to month (yoy) pada Mei 2024.
Plt Kepala BPS Amalia A Widyasanti mengatakan kenaikan nilai beras secara tahunan tetapi turun secara bulanan tidak hanya terjadi di tingkat eceran, melainkan juga di level grosir dan penggilingan.
"Di tingkat grosir pada Mei 2024 terjadi deflasi 3,11 persen secara mtm dani inflasi 10,30 secara yoy," ujarnya dalam konvensi pers, Senin (3/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, kenaikan nilai beras di tingkat penggilingan mencapai 10,71 persen secara tahunan tapi turun 4,41 secara bulanan.
Harga gabah di tingkat petani juga meningkat pada Mei 2024. Harga gabah kering panen (GKP) naik 2,73 persen secara bulanan dan naik 4,64 persen secara tahunan.
Adapun nilai gabah kering giling (GKG) menurun 4,06 persen secara bulanan dan naik 8,40 persen secara tahunan.
Di lain sisi, BPS mencatat inflasi Mei 2024 sebesar 2,84 persen secara tahunan (yoy) dan deflasi sebesar 0,03 persen secara bulanan (mtm). Penyumbang utama inflasi bulan lampau adalah nilai beras nan mahal.
Amalia A mengatakan terjadi peningkatan indeks nilai konsumen (IHK) secara tahunan dari 103,43 menjadi 106,37. Sedangkan IHK secara bulanan (month to month/mtm) turun dari 106,40 menjadi 106,37.
"Berdasarkan golongan pengeluaran, inflasi tahunan terjadi pada golongan makanan, minuman, dan tembakau ialah 6,18 persen dan memberikan andil 1,75 persen terhadap inflasi umum,"ujar Amalia dalam konvensi pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin (3/3).
Komoditas penyumbang inflasi tahunan pada Mei 2024 antara lain beras, cabe merah, bawang merah, sigaret kretek mesin (SKM), dan daging ayam ras. Sedangkan andil inflasi dari komoditas lain di luar golongan makanan, minuman, dan tembakau datang dari emas perhiasan, pikulan udara, dan nasi dengan lauk.
[Gambas:Video CNN]
(fby/sfr)