Deret Saham Cuan yang Bisa Dikoleksi Pekan Ini, Ada Perbankan-Tambang

Sedang Trending 4 bulan yang lalu

Jakarta, CNN Indonesia --

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 70,54 poin alias 0,97 persen ke level 7.317 pada perdagangan Jumat (17/5) lalu.

Investor melakukan transaksi sebesar Rp13,26 triliun dengan jumlah saham nan diperdagangkan sebanyak 21,18 miliar saham. Dalam sepekan terakhir, indeks saham menguat empat kali, sementara satu hari sisanya melemah. Tak heran, performa indeks menguat 3,22 persen.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kebanyakan info perdagangan bursa ditutup positif sepanjang periode 13-17 Mei 2024 kemarin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelaksana Harian Sekretaris Perusahaan BEI Aulia Noviana menuturkan peningkatan tertinggi selama sepekan terjadi pada rata-rata nilai transaksi saham, ialah sebesar 13,79 persen dari Rp11,85 triliun menjadi Rp13,48 triliun. Lalu, kapitalisasi pasar menguat 4,24 persen dari Rp11.915 triliun menjadi Rp12.420 triliun.

"Rata-rata gelombang transaksi selama sepekan mengalami peningkatan sebesar 0,76 persen menjadi 1,11 juta kali transaksi dari 1,10 juta kali transaksi pada pekan lalu," kata Novia seperti dikutip dari keterangan resmi.

Di sisi lain, rata-rata volume transaksi harian melemah 1,34 persen dari 18,99 miliar menjadi 18,74 miliar lembar saham. Adapun penanammodal asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp869,15 miliar dan sepanjang 2024 penanammodal asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp41,98 miliar.

Lantas, seperti apa proyeksi pergerakan IHSG untuk sepekan ke depan?

Head of Customer Literation & Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi memproyeksi IHSG bakal menguat terbatas pada pekan ini. Menurutnya indeks saham bakal bergerak di rentang support 7.280 dan resistance 7.380.

"Jika sukses breakout maka IHSG berpotensi mencatatkan new all time high di pekan depan," katanya kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (18/5).

Ia mengatakan pergerakan IHSG bakal diwarnai sejumlah sentimen dari dalam dan luar negeri. Dari dalam negeri, stabilitas nilai tukar dan rilis suku kembang referensi Bank Indonesia (BI) nan diperkirakan tetap bakal menjadi sentimen positif. Selain itu, pembagian dividen dari emiten daya juga turut menjadi motor penggerak IHSG.

"Pembagian dividen 2023 kami perkirakan juga bakal mempengaruhi pergerakan pasar, seperti dari emiten daya nan berkesempatan memberikan dividen yield double digit, PTBA 13,6 persen, ADRO 7 persen, dan ANTM 7,9 persen," imbuhnya.

Sementara sentimen dari luar negeri, penanammodal bakal mencermati risalah Federal Open Market Committee (FOMC) bank sentral AS (The Fed). Oktavianus sendiri memperkirakan The Fed bakal menunjukan sikap nan lebih dovish, pasca rilis tenaga kerja AS nan mulai melemah bulan lalu.

Sehingga, dia memperkirakan ini bakal menjadi angin segar untuk IHSG karna potensi aliran asing masuk kembali.

Dengan sentimen-sentimen di atas, Oktavianus mengingatkan penanammodal dapat memanfaatkan momentum penguatan di tengah beberapa sentimen positif di pasar. Hal itu bisa dilakukan dengan memperhatikan konfirmasi IHSG jika sukses breakout supply areanya di pekan depan.

Berdasarkan kajian teknikal, Oktavianus pun merekomendasikan beberapa saham nan bisa dikoleksi.

Pertama, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk alias BBRI nan ditutup menguat 1,65 persen ke posisi 4.920 pada pekan lalu. Oktavianus memproyeksi emiten bank pelat merah itu dapat menyentuh level 5.250 pada pekan ini.

Kedua, saham PT Astra International Tbk alias ASII nan menguat 1,91 persen ke posisi 4.800 pekan lalu. Oktavianus memproyeksi ASII dapat menyentuh posisi 5.100 pekan ini.

Ketiga, Oktavianus merekomendasikan saham PT Timah Tbk alias TINS nan ditutup menguat 3,17 persen ke posisi 975 pekan lalu. Ia memproyeksi TINS dapat menyentuh posisi 1.100 pekan ini.

Sementara itu, Pelatih investasi saham dan derivatif sekaligus CEO Akela Trading System Hary Suwanda memproyeksi IHSG bergerak di rentang support 7.266 dan resistance 7.396 pekan ini.

Menurutnya, pergerakan indeks saham bakal ditopang oleh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Di satu sisi, penanammodal juga bakal tetap mencermati keputusan The Fed mengenai kebijakan suku kembang acuan. Namun, dia menilai The Fed tidak bakal mengerek suku kembang acuan.

"Data inflasi CPI nan dirilis pada pertengahan Mei lalu, rupanya menunjukkan adanya penurunan inflasi Amerika dan ini memberikan angin segar bagi bumi investasi, termasuk di Bursa Efek Indonesia," jelas Hary.

Lebih lanjut, Hary menuturkan koreksi nan terjadi sejak pertengahan Maret hingga pertengahan Mei lampau mengakibatkan beberapa emiten besar khususnya Perbankan mengalami koreksi tajam, sehingga sekarang valuasinya menjadi sangat atraktif.

Ini memberikan kesempatan bagi penanammodal nan bermaksud untuk mengoleksi saham-saham tersebut untuk jangka panjang.

Hary pun menyebut beberapa saham nan bisa diperhatikan oleh investor. Saham itu seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk alias BMRI nan ditutup menguat 3,54 persen ke posisi 6.575 pekan lalu. Proyeksinya, emiten perbankan tersebut bisa menyentuh level 7.050 pada pekan ini.

Selanjutnya, ada PT Gajah Tunggal Tbk alias GJTL nan menguat 2,55 persen dalam sepekan ke posisi 1.205. Hary memprediksi GJTL bisa menyentuh posisi 1.215 pada pekan ini.

Hary juga merekomendasikan saham PT Harum Energy Tbk alias HRUM nan ditutup menguat 7,31 persen ke posisi 1.395. Ia memproyeksi HRUM dapat menyentuh level 1.580 pekan ini.

Terakhir, Hary juga merekomendasikan saham PT Pakuwon Jati Tbk alias PWON nan ditutup menguat 1,53 persen ke posisi 398 pekan lalu. Ia memproyeksi PWON dapat menyentuh posisi 420 pekan ini.

[Gambas:Video CNN]

(mrh/pta)

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com