China Siapkan Rp764,69 T Buat Genjot Industri Semikonduktor

Sedang Trending 8 bulan yang lalu

Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah China menyiapkan investasi jumbo senilai US$47,5 miliar alias sekitar Rp764,69 triliun (asumsi kurs Rp16.098 per dolar AS) untuk mendorong perkembangan industri semikonduktor di Negeri Tirai Bambu.

Dilansir CNN, Senin (27/5), berasas Sistem Publisitas Informasi Kredit Perusahaan Nasional nan dikelola pemerintah, biaya investasi tersebut disiapkan saat Amerika Serikat (AS) memberlakukan pembatasan besar-besaran terhadap ekspor cip dan teknologi cip untuk menghalang ambisi Beijing.

Dengan investasi dari enam bank milik negara terbesar di Tiongkok, termasuk ICBC dan China Construction Bank, biaya tersebut menggarisbawahi upaya pemimpin Tiongkok Xi Jinping untuk memperkuat posisi Tiongkok sebagai negara adikuasa teknologi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan peta jalan Made in China 2025, Beijing telah menetapkan sasaran agar perekonomian terbesar kedua bumi itu menjadi pemimpin dunia di beragam industri, termasuk kepintaran buatan (AI), nirkabel 5G, dan komputasi kuantum.

Sarana investasi terbaru itu adalah tahap ketiga dari Dana Investasi Industri Sirkuit Terpadu Tiongkok. "Dana Besar," demikian sebutannya, secara resmi didirikan di Beijing pada Jumat lalu.

Pada tahap pertama, biaya tersebut disiapkan pada 2014 sebesar 138,7 miliar yuan (US$19,2 miliar) untuk pembuatan, desain, peralatan, dan bahan cip. Saat peluncurannya jika itu, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi mengungkapkan investasi tersebut bermaksud untuk membawa industri semikonduktor negara tersebut mencapai standar internasional pada 2030.

Tahap kedua didirikan lima tahun kemudian, dengan modal terdaftar sebesar 204,1 miliar yuan (US$28,2 miliar).

Kendati demikian, "Dana Besar" telah dilanda skandal korupsi dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2022, badan pengawas anti-korupsi China melancarkan tindakan keras terhadap industri semikonduktor, dengan menyelidiki beberapa tokoh terkemuka di perusahaan chip milik negara.

Lu Jun, mantan kepala pelaksana Sino IC Capital, nan mengelola "Dana Besar," diperiksa dan didakwa atas tuduhan suap pada bulan Maret, menurut pernyataan jaksa penuntut utama negara tersebut.

Skandal-skandal ini bukan satu-satunya halangan nan dapat melemahkan ambisi Xi untuk menjadikan Tiongkok mencapai kemandirian teknologi.

Pada Oktober 2022, AS meluncurkan serangkaian kontrol ekspor nan melarang perusahaan China membeli cip canggih dan peralatan pembuatan cip tanpa izin. Pemerintahan Biden juga telah menekan sekutunya, termasuk Belanda dan Jepang, untuk memberlakukan pembatasan mereka sendiri.

Beijing membalas tahun lampau dengan memberlakukan kontrol ekspor pada dua bahan mentah strategis nan sangat krusial bagi industri pembuatan cip global.

[Gambas:Video CNN]

(sfr)

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com