CNN Indonesia
Senin, 13 Mei 2024 13:25 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengungkapkan alasan market share bank syariah di Indonesia tetap mandek di level 10 persen.
Menurutnya, perihal itu terjadi lantaran minat masyarakat terhadap bank nan menerapkan prinsip Islam itu tetap sedikit. Padahal, populasi Muslim di Indonesia mencapai 87 persen.
Ma'ruf mengatakan perihal terjadi lantaran ada bujukan setan. Sehingga, masyarakat RI terhalang untuk menyimpang duit di bank syariah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi, kata dia, setan memang selalu menghalangi manusia untuk menuju kebaikan.
"Di bank-bank syariah ini banyak setannya kan ini kan. Iya kan? Makanya sekarang pangsa pasarnya tetap 10 (persen) belum naik-naik," kata Ma,ruf
dalam silaturahmi Asbisindo Perkumpulan Bank Syariah Indonesia (ASBISINDO) 1445 H, Senin (13/5).
Berdasarkan info Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan aset finansial syariah Indonesia telah mencapai Rp2.450,55 triliun. Angka tersebut menunjukkan pertumbuhan sebesar 13,37 persen (yoy) dengan market share sebesar 10,94 persen terhadap total finansial nasional.
Ia menjelaskan setan membikin ragu pengguna di Indonesia untuk menyimpan duit di bank syariah.
"Karena itu setannya itu dibikin ragu. Ah sama saja, bank syariah dengan bank konvensional gak ada bedanya," tutur Ma'ruf memeragakan bujukan setan kepada nasabah.
Oleh lantaran itu, Ma'ruf pun mengatakan perihal itu sebagai salah satu tantangan bagi bank syariah. Masyarakat kudu diedukasi mengenai bank syariah dan perbedaanya dengan bank konvensional.
"Inilah memang perjuangannya. Oleh lantaran itu, saya bilang bahwa bergerak di perbankan syariah itu bukan hanya soal upaya tapi juga soal jihad, jihad untuk dakwah," ujarnya.
Lebih lanjut, Ma'ruf mengingatkan bahwa perbankan syariah merupakan jangkar ekonomi syariah. Oleh lantaran itu, nan bisa memajukannya adalah para pelaku perbankan syariah itu sendiri.
"Jadi saya minta bahwa sesuai dengan temanya ini ialah bank syariah ini kelak bakal bisa mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi dan melahirkan sekarang disebutnya ekonomi baru," katanya.
[Gambas:Video CNN]
(mrh/agt)