BRI Bantu Kelompok Dasawisma Pisang Sulap TPS Liar Jadi Urban Farming

Sedang Trending 8 bulan yang lalu

Jakarta, CNN Indonesia --

Warga di Kelurahan Sungai Pengeran, Palembang nan tergabung dalam Kelompok Dasawisma Pisang sukses mengubah lahan terbengkalai, menjadi sebuah kebun nan produktif.

Mereka memanfaatkan urban farming sebagai suatu solusi nan imajinatif dalam menyulap lahan terbengkalai, termasuk lahan tempat pembuangan sampah (TPS) liar

"Bermula dari TPS liar nan menimbulkan akibat pencemaran lingkungan, menjadi lahan hijau nan merupakan langkah inovatif dan edukatif untuk menciptakan lingkungan lebih hijau dan sehat," kata Yusraenati selaku Ketua Kelompok Dasawisma Pisang, RT 17 Kelurahan Sungai Pangeran, Palembang, Kamis (23/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kesuksesan mereka dalam menjalankan program ini tidak lepas dari support BRI lewat program Corporate Social Responsibility (CSR) BRI Peduli Bertani di Kota 'BRInita'.

Dalam program ini, BRI memberikan beragam support akomodasi dan prasarana Urban Farming bagi Kelompok Dasawisma Pisang nan berjumlah 16 orang.

Selain support infrastruktur, dalam program BRInita juga memberikan beragam support guna meningkatkan kapabilitas serta kapabilitas golongan Dasawisma Pisang.

Bantuan itu antara lain training langkah menanam hidroponik, training budidaya ikan, training pembuatan eco-enzyme (POC), dll.

"Kami senang bisa mendapatkan training mengenai cara-cara bercocok tanam dengan sistem hidroponik maupun langkah pembudidayaan ikan lele dengan baik dan kami sudah punya aktivitas positif di sini," ujar Yusraenati.

Menurut dia, atas inisiatif nan dijalankan secara konsisten oleh Kelompok Dasawisma Pisang, beragam faedah sudah mulai terasa untuk penduduk secara keseluruhan.

Manfaat itu mulai dari ekonomi hingga kelestarian lingkungan sekitar. Pasalnya, area pemukiman nan sebelumnya letak penimbunan sampah di atas sungai itu sudah lagi tidak berbau sampah dan juga lebih nyaman.

Selain itu, produktivitas lingkungan pun semakin bertambah dan memberikan nilai ekologis bagi penduduk Sungai Pangeran. Alhasil, area nan dulu terbengkalai, sekarang sudah menjadi sarana edukasi, rekreasi, serta relaksasi bagi penduduk sekitar.

Dengan kata lain, faedah dari program BRInita nan dirasakan oleh penduduk Sungai Pangeran merupakan akibat dari menjalani hidup seimbang dengan alam.

Tak hanya itu, perihal tersebut juga menunjukkan gimana menjaga keseimbangan ekosistem dan menggunakan sumber daya alam secara bijak dapat memberikan faedah nan cukup besar.

Adapun urban farming nan sudah dijalankan sejak Mei 2023 ini dimulai dengan pembangunan akomodasi BRInita serta pemberian 200 bibit lele untuk dibudidayakan.

Kelompok Dasawisma Pisang juga sudah menghasilkan empat kali panen sayuran (bayam brasil, pakcoy, selada, bawang merah, sawi, cabai, dan kangkung), empat kali panen ikan lele, dan delapan produk olahan.

Kelompok Dasawisma Pisang pun telah melakukan panen sayur selama Juni hingga September 2023 sebesar 67,35 kilogram.

Sedangkan untuk panen lele, Kelompok Dasawisma Pisang bisa melakukan panen mencapai 35 kilogram.

Selain hasil secara ekonomis, program ini juga mendorong peningkatan skill bagi Kelompok Dasawisma Pisang dalam budidaya ikan lele dan hidroponik.

"Kami mengucapkan terima kasih nan sebesar-besarnya kepada BRI melalui BRInita nan telah mendukung kami secara maksimal dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat sekitar," ujar Yusraenati.

Sejalan dengan Tujuan SDG's

Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengatakan, program BRInita nan dilaksanakan oleh Kelompok Dasawisma Pisang Palembang, telah sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goal (SDG's).

Di mana program ini dirancang untuk menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan sosial masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup dan pembangunan nan inklusif dari generasi ke generasi.

Secara langsung, urban farming di Sungai Pangeran menciptakan pertumbuhan ekonomi nan inklusif dan meningkatkan produktivitas sektor pertanian serta perikanan di lahan sempit perkotaan dan juga menciptakan alur produktivitas, serta konsumsi nan berkepanjangan dari olahan tanaman hidroponik dan budidaya ikan.

Tak hanya itu, berkah kerjasama nan kuat antara Kelompok Dasawisma Pisang dengan BRI Peduli BRInita, pemanfaatan jejak area pembuangan sampah di atas aliran Sungai Pangeran guna mencegah pencemaran lingkungan dan membuka potensi urban farming BRInita nan produktif pun terwujud.

"Program ini tidak hanya di satu titik saja, tetapi di 21 titik di Indonesia. Harapannya program ini secara kontinyu terus melangkah sehingga menjadi wadah positif bagi masyarakat," kata Catur.

"Kisah inspiratif nan ditunjukkan oleh Kelompok Dasawisma Pisang diharapkan dapat ditiru oleh kelompok-kelompok lainnya," ujar Catur.

(inh)

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com