Jakarta, CNN Indonesia --
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo memastikan pasokan listrik kondusif di periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024-2025.
Ia menegaskan pihaknya mengerahkan sebanyak 81.591 personel nan siap melayani pada 1.853 posko siaga PLN nan tersebar di seluruh penjuru Tanah Air.
Perusahaan listrik pelat merah itu juga menyiapkan sebesar 53 gigawatt (GW) pasokan listrik untuk periode Nataru 2024-2025 nan diprediksi mempunyai beban elektrifikasi hingga 39 GW.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Persiapan kami sudah melangkah selama tiga-empat bulan nan lalu, tentu saja pertama kita melakukan asesmen beberapa beban puncak, dan beban puncak untuk Nataru ini 39 GW. Dan kami mempersiapkan daya bisa pasok sebesar 53 GW," ucap laki-laki nan berkawan disapa Darmo itu dalam konvensi pers di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta Pusat, Senin (9/12).
"Artinya ada 14 GW reserve margin (cadangan pembangkit listrik terhadap beban puncak). Ini adalah upaya kami untuk meningkatkan keandalan," imbuhnya.
Ia menjelaskan beban puncak pada periode Nataru mengalami kenaikan 5 persen dari tahun sebelumnya, sehingga daya pasok nan disediakan pun disesuaikan.
Agar pasokan listrik terjaga pada periode itu, pihaknya membentuk satuan unik nan bersiaga di letak strategis, seperti tempat ibadah, bandara, stasiun, terminal, rumah sakit, dan pusat perbelanjaan dengan suplai listrik berlapis.
Selain 81 ribu personel di 1.853 posko, PLN juga mengerahkan 1.731 genset, 735 uninterruptible power supply (UPS) alias alay daya cadang, 3.756 mobil operasional, 3.318 motor operasional, dan 395 unit truk crane.
Di samping itu, mengingat cuaca sekarang masuk ke kategori ekstrem, perusahaan setrum pelat merah itu turut mengantisipasi agar tidak terjadi malfungsi melalui digitalisasi pembangkit dan transmisi, juga memastikan respons sigap tanggap dari petugas.
"Kami melakukan digitalisasi terhadap pembangkit, digitalisasi terhadap smart transmission, smart distribution. Sehingga peralatan kami betul-betul siap dan kami bisa merespons dengan sigap dari perspektif pandang perlengkapan. Tetapi juga kami mempersiapkan lebih krusial lagi adalah human resources," jelas Darmo.
"Jangan sampai dengan adanya musibah alam misalnya banjir ada saudara-saudara kita nan mungkin tersengat listrik. Untuk itu kami menyalakan listrik hanya andaikan wilayah itu betul-betul sudah kering," tegasnya.
[Gambas:Video CNN]
(del/sfr)