CNN Indonesia
Rabu, 08 Mei 2024 19:50 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan perbankan tidak perlu menaikkan suku kembang kredit alias pinjaman meski suku kembang referensi alias BI Rate naik menjadi 6,25 persen pada April silam.
"Bagi bank-bank, tidak ada keperluan untuk meningkatkan suku kembang kredit. Itu kan kita sudah takar-takar, kami memandang tidak ada keperluan untuk meningkatkan suku kembang kredit, lantaran likuiditasnya kita tambahkan," ujar Perry dalam media briefing di Gedung Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (8/5).
Ia menjelaskan meski BI Rate naik, pihaknya bakal menambah dan memperluas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perluasan cakupan sektor prioritas KLM dengan menambahkan sektor penunjang hilirisasi, bangunan dan real estate produktif, ekonomi kreatif, otomotif, perdagangan, listrik gas air bersih (LGA), dan jasa sosial, serta penyesuaian besaran insentif untuk setiap sektor nan bertindak mulai 1 Juni 2024.
Ia pun menegaskan bakal ada tambahan likuiditas perbankan sebesar Rp81 triliun, sehingga total insentif menjadi Rp246 triliun.
Sementara tambahan likuiditas dari KLM diprakirakan dapat mencapai Rp115 triliun pada akhir 2024, sehingga total insentif nan diberikan menjadi Rp280 triliun.
"Sehingga secara keseluruhan kenapa kami tetap percaya bahwa pertumbuhan angsuran tahun ini 11 persen. Pertumbuhan angsuran itu tetap bisa tercapai dengan tambahan likuiditas," kata dia lebih lanjut.
"Dan bagi bank-bank nan menyerukan angsuran bisa menggunakan SBN-nya untuk repo kepada BI dan kepada pasar," sambung Perry.
[Gambas:Video CNN]
(del/agt)