Boeing Buka Suara soal Turbulensi Maut yang Menimpa Singapore Airlines

Sedang Trending 4 bulan yang lalu

CNN Indonesia

Selasa, 21 Mei 2024 20:52 WIB

Boeing buka bunyi soal turbulensi maut nan menimpa pesawat Boeing 777-300ER milik Singapore Airlines di Thailand pada Selasa (21/5) sore. Boeing buka bunyi soal turbulensi maut nan menimpa pesawat Boeing 777-300ER milik Singapore Airlines di Thailand pada Selasa (21/5) sore. ( AFP Photo/Jim Watson).

Jakarta, CNN Indonesia --

Boeing buka bunyi soal turbulensi maut nan menimpa pesawat Boeing 777-300ER milik Singapore Airlines di Thailand pada Selasa (21/5) sore.

Mengutip Channel News Asia, mereka menyatakan bersungkawa atas kejadian itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada family nan kehilangan orang nan dicintai, dan duka kami tertuju pada penumpang dan awak," kata Boeing dalam sebuah pernyataan.

Mereka menyatakan telah melakukan kontak dengan Singapore Airlines mengenai kasus itu. Tak hanya itu, mereka juga siap menawarkan support bagi Singapore Airline untuk mengatasi masalah itu.

Singapore Airline rute London ke Singapura mengalami turbulensi parah .

Hal ini menyebabkan maskapai mendarat darurat di Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok, Thailand, pada pukul 15.45 waktu setempat, Selasa (21/5).

"Kami dapat mengonfirmasi bahwa ada luka-luka dan satu kematian di atas pesawat," tulis Singapore Airlines dalam unggahan Facebooknya.

Penumpang dalam maskapai tersebut ada sebanyak 211 orang dan 18 kru.

"Singapore Airlines menyampaikan belasungkawa terdalamnya kepada family almarhum," ucap SQ.

Singapore Airlines memastikan bakal memberikan semua support nan diperlukan kepada semua penumpang dan kru di pesawat.

"Kami bekerja sama dengan pihak berkuasa setempat di Thailand untuk memberikan support medis nan diperlukan, dan mengirimkan tim ke Bangkok untuk memberikan support tambahan nan dibutuhkan."

Hingga saat ini belum ada keterangan resmi mengenai penyebab turbulensi parah pada pesawat tersebut.

Namun, Konsultan senior penerbangan di perusahaan riset pasar Frost and Sullivan Shantanu Gangakhedkar mengatakan turbulensi dapat disebabkan oleh sejumlah alasan, mulai dari badai, awan, hingga aliran jet.

(agt)

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com